Suara.com - Anak-anak memang memiliki pertumbuhan yang berbeda tergantung usia dan pola makannya. Dalam hal ini, banyak orangtua khawatir dengan anak yang hanya bertambah berat badan namun tidak untuk tinggi badan.
Dalam hal ini, ahli nutrisi, dokter Tan Shot Yen menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ada masalah dalam pertubuhan anak. Menurutnya, memang tinggi badan dipengaruhi oleh gen, namun pola makan juga bisa berpengaruh.
"Perhatikan komposisi MPASI dan kudapan selingan anak Anda. Masa depan ada di sana. Produk kemasan kerap manis memberi rasa kenyang semu, menciptakan kecanduan yang anakmu tak butuh," catat dokter Tan dalam akun Instagramnya.
Dokter Tan menyatakan bahwa banyak orang hanya berfokus pada memberikan banyak kalori agar anak terlihat gembul. Padahal bukan hanya asupan tersebut yang dibutuhkan.
"Banyak orangtua sibuk bikin anaknya gembul, menambahkan banyak kalori dalam bentuk lemak, tetapi lupa protein," catat dokter Tan. "Protein yang yang membuat anak Anda tinggi," imbuhnya.
Dokter tersebut juga menambahkan bahwa protein bukan hanya berasal dari susu. Perlu asupan protein yang seimbang agar anak tumbuh tinggi.
"Dengan kata lain, gizi seimbang membentuk anak tumbuh optimal, tidak timpang," kata dia.
Pertumbuhan anak sendiri masih menajdi sorotan kesehatan di Indonesia di mana banyak anak tumbuh dengan kondisi stunting atau kerdil. Seorang anak sendiri disebut stunting saat memiliki riwayat gangguan gizi sejak dalam kandungan hingga dua tahun. Membuat mereka gagal tumbuh.
Baca Juga: Masalah Stunting Untuk Indonesia dengan SDM Berkualitas
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025