Suara.com - Sesak napas bisa menjadi salah satu tanda perburukan gejala pada pasien Covid-19. Namun begitu, sesak napas tidak selalu diikuti dengan saturasi oksigen yang menurun.
Dokter spesialis paru dr. Qamariah Laila menyarankan, pasien Covid-19 isolasi mandiri yang terus mengalami perburukan sesak napas untuk segera mencari pertolongan medis.
"Kalau misalnya pulse oximetry-nya masih normal, tapi sesak napasnya semakin buruk, itu cukup menjadi tanda kalau ada yang tidak beres pada pasien Covid-19," kata dokter Qamariah saat siaran langsung Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (23/8/2021).
Ia mengatakan bahwa sesak napas bisa saja terjadi akibat adanya kerusakan pada paru hingga menyebabkan gagal napas.
Jika dibiarkan terus menerus, meski saturasi oksigen nampak baik, pasien tetap berisiko alami gejala perburukan seperti ujung jari dingin dan berwarna biru.
"Jangan tunggu tanda-tanda perburukan itu terjadi. Karena kalau setelah kerusakan yang lebih luas, itu akan lebih sulit untuk penyelamatan," ucapnya.
Meski begitu, dokter Qamariah tetap menyarankan agar masyarakat memiliki alat oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen. Sebab, bisa pula pasien Covid-19 tidak mengalami sesak sama sekali padahal saturasi oksigennya telah di bawah normal, yakni 94.
Kondisi itu yang disebut sebagai happy hypoxia. Jika tidak segera mendapat bantuan oksigen, pasien bisa pingsan tiba-tiba meskipun sebelumnya tidak alami sesak napas.
"Ada juga orang yang tidak mengalami sesak nafas, tapi saat pemeriksaan saturasi oksigen terus menurun. Itu juga kita waspadai."
Baca Juga: Sulit Bedakan Sesak Nafas Karena Covid-19 atau Bukan? Ini yang Harus Jadi Perhatian
"Mungkin di sentra pelayanan kesehatan, kita tidak selalu mengandalkan keluhan nyeri pasien, tapi kalau ada tindakan aktif dari tenaga kesehatan untuk memantau. Karena tidak semua orang yang mengalami penurunan saturasi oksigen mengalami sesak," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?