Suara.com - Kematian akibat Covid-19 telah melampaui angka 4,5 juta jiwa selama 28 bulan virus Corona itu mewabah di dunia. Sementara jumlah kasus telah lebih dari 217,82 juta. Data dikutip dari situs Worldometers per Selasa (31/8) pukul 07.45 WIB.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, kematian akibat Covid-19 kemungkinan akan melonjak di wilayah Eropa. WHO memperkirakan hingga 1 Desember nanti masih akan ada 236.000 orang dapat meninggal karena Covid-19 di Eropa.
WHO memberikan alarm atas meningkatnya infeksi dan mandegnya tingkat vaksinasi di benua itu.
Tingkat infeksi meningkat lagi secara global karena varian Delta yang sangat menular terjadi, terutama di antara populasi yang belum divaksinasi.
Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada 490.277 kasus positif baru dan 7.244 orang meninggal akibat Covid-19.
Kepala WHO Eropa mengatakan bahwa infeksi harian dan kematian meningkat lagi di Eropa, terutama di negara-negara miskin di Balkan, Kaukasus dan Asia Tengah.
"Pekan lalu, ada peningkatan 11 persen dalam jumlah kematian di kawasan itu. Diperkirakan akan ada 236.000 kematian di Eropa, pada 1 Desember," kata direktur WHO Eropa Hans Kluge.
Eropa telah mencatat sekitar 1,3 juta kematian Covid hingga saat ini. Kluge mengatakan, 33 dari 53 negara anggota WHO Eropa, melaporkan peningkatan kasus positif lebih besar dari 10 persen dalam dua minggu terakhir, sebagian besar terjadi di negara-negara miskin.
"Tingkat penularan yang tinggi di seluruh benua sangat mengkhawatirkan. Terutama mengingat rendahnya vaksinasi pada populasi prioritas di sejumlah negara," imbuh Kluge.
Baca Juga: Peranan Pekerja Seni dan Tokoh Adat Memahami New Normal COVID-19
Sekitar setengah dari orang-orang di wilayah Eropa kaya telah divaksinasi dua dosis. Penyerapan virus Corona di wilayah tersebut telah melambat.
"Dalam enam minggu terakhir, telah turun 14 persen," kata Kluge.
Namun hanya enam persen orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah di Eropa yang telah divaksinasi dua dosis dan beberapa negara hanya berhasil memvaksinasi satu dari 10 tenaga kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja