Suara.com - Penyakit jantung masih menjadi salah satu pembunuh teratas bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 17,8 juta kematian atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung.
Sementara itu, berdasarkan riset yang dilakukan Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 1,5 persen.
Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta semua lapisan masyarakat untuk tetap terus menerapkan pola hidup sehat demi mencegah penyakit jantung.
"Faktor risiko terjadinya penyakit adalah perilaku tidak sehat," kata Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu seperti dikutip dari ANTARA.
Ia mengungkapkan terdapat beberapa pemicu yang menjadi penyebab timbulnya penyakit jantung, di antaranya diet tidak seimbang, kurang beraktivitas fisik, konsumsi rokok dan alkohol, terpapar asap rokok hingga kandungan lemak dalam darah.
Maxi juga menyampaikan, bahwa dalam pengendalian penyakit jantung, pemerintah melakukan upaya promotif, yakni meliputi pencegahan primer dan sekunder.
"Upaya promotif harus kita galakkan, penyebaran informasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran peran serta dari masyarakat," katanya.
Ia mengemukakan, pencegahan primer meliputi pencegahan terhadap faktor risiko penyakit seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, hingga berat badan berlebihan. Sementara pencegahan sekunder meliputi deteksi dini hingga skrining berkala.
Pemerintah, kata Maxi Rein Rondonuwu, juga melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui transformasi sistem kesehatan dalam pengendalian penyakit jantung di Indonesia.
Baca Juga: Marak Kalung dan Gelang Kesehatan Diklaim Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit, Dokter: Hoaks!
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Isman Firdaus mengatakan, berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menyatakan penyebab penyakit kardiovaskular di Indonesia untuk penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 14,4 persen di Indonesia.
"Penyakit ini kaitannya berhubungan dengan gaya hidup dan makan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar