Suara.com - Para ilmuwan di Jepang baru-baru ini kembali menemukan virus yang ditularkan melalui gigitan kutu, yakni virus Yezo. Virus ini diketahui dapat memicu demam dan penurunan trombosit darah serta sel darah putih .
"Setidaknya tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014, tetapi, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi," kata Keita Matsuno, ahli virologi di Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis Universitas Hokkaido, dikutip dari WebMD.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu di Nature Communications, awalnya virus Yezo yang diketahui adalah pada seorang pria berusia 41 tahun yang dirawat di rumah sakit di Sapporo, Jepang.
Pada pertengahan Mei 2019, ia mengalami demam tinggi, kehilangan nafsu makan, dan nyeri tungkai bawah pada kedua sisi.
Gejalanya dimulai empat hari setelah dia mengunjungi hutan terdekat dan tiga hari setelah dia menemukan kutu menempel di perut kanannya.
Tes menunjukkan bahwa pria itu memiliki kadar sel darah putih dan trombosit yang rendah, komponen darah yang membantu mencegah atau menghentikan pendarahan melalui pembekuan.
Dokter berasumsi bahwa dia menderita penyakit yang ditularkan melalui kutu dan memberinya berbagai antibiotik. Selama belasan hari ia harus dirawat di rumah sakit, namun berangsur-angsur pulih dan gejalanya sembuh.
Tetapi selama hari-hari itu, tes gagal mengidentifikasi bukti infeksi dari penyakit tick-borne (gigitan kutu) yang diketahui, termasuk penyakit Lyme dan tularemia.
Pasien kedua muncul dengan gejala yang sama setelah gigitan kutu pada Juli 2020.
Baca Juga: Mana yang Lebih Lama Nongkrong di Restoran, Orang Jepang Apa Orang Indonesia?
Para penulis penelitian mengatakan, mereka mampu mengidentifikasi jejak virus yang sama yang tidak diketahui dalam darah kedua pasien.
Dari sampel-sampel ini, peneliti mampu mengidentifikasi secara genetik bug misterius sebagai bagian dari keluarga virus yang semuanya disebarkan oleh kutu, yang disebut orthonairovirus. Mereka memutuskan untuk sementara menyebutnya virus Yezo (YEZV), mengacu pada nama historis Hokkaido, pulau besar tempat virus itu pertama kali ditemukan.
"Semua kasus infeksi virus Yezo yang kami ketahui sejauh ini tidak menyebabkan kematian, tetapi kemungkinan besar penyakit itu ditemukan di luar Hokkaido, jadi kami perlu segera menyelidiki penyebarannya," kata Keita Matsuno.
Virus Yezo paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, yang masing-masing telah terdeteksi di Rumania dan Uzbekistan. Ada laporan bahwa virus Taddy telah menyebabkan demam akut pada orang-orang di China.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025