Suara.com - Keguguran sangat berisiko terjadi selama 3 bulan pertama kehamilan. Umumnya, keguguran sangat rentan terjadi di antara usia kehamilan 14 hingga 24 minggu.
Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan keguguran. Tapi, sebagian besar keguguran disebabkan oleh aktivitas ibu hamil.
Sayangnya, sebagian besar ibu hamil juga tidak tahu penyebabnya mengalami keguguran.
Keguguran pada trimester awal kehamilan biasanya terjadi karena adanya masalah dengan bayi dalam kandungan. Tapi, NHS mengatakan penyebab umum keguguran adalah kromosom abnormal pada janin.
Jika bayi tidak memiliki cukup atau terlalu banyak kromosom, bayi akan kesulitan tumbuh atau berkembang dengan baik dalam kandungan. Pada sekitar dua hingga lima persen keguguran juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.
Faktor genetik bisa meningkatkan risiko keguguran, jika pasangan memiliki kelainan pada salah satu kromosom mereka yang tak disadari. Hal ini mungkin menyebabkan masalah dengan perkembangan plasenta yang membuat bayi kekurangan darah dan nutrisi.
Keguguran pada trimester kedua kehamilan bisa terjadi karena leher Rahim yang lemah, infeksi atau IMS, bentuk rahim ibu, PCOS dan keracunan makanan sebagai penyebab keguguran.
Tommy's mengatakan ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko keguguran berulang, mulai dari gangguan pembekuan darah, masalah tiroid, kelemahan serviks dan sel kekebalan yang mengganggu kesuburan.
Banyak wanita yang memiliki Pengalaman keguguran tetap bisa hamil hingga lancer persalinan pada kesempatan berikutnya. Tapi, ada pula wanita yang mengalami keguguran berulang kali.
Baca Juga: Lebih dari 100 Warga Swedia Disuntik Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa
Keguguran berulang adalah keguguran yang terjadi sebanyak 3 atau lebih kehamilan berturut-turut. Keguguran ini juga akan lebih rentan terjadi seiring bertambahnya usia perempuan.
Pada wanita di bawah 30 tahun, 1 dari 10 kehamilan berujung keguguran. Lalu, risiko keguguran ini akan meningkat menjadi 5 dari 10 wanita di atas usia 45 tahun.
Tanda-tanda paling jelas bahwa seorang ibu hamil mengalami keguguran adalah pendarahan, bercak ringan hingga gumpalan darah berat.
Tapi, beberapa pendarahan selama tiga bulan pertama kehamilan adalah normal dan tidak berarti keguguran.
Sedangkan dilansir dari The Sun, gejala keguguran lainnya, termasuk:
- Kram dan nyeri di perut bagian bawah
- Keluarnya cairan dari vagina
- Keluarnya jaringan dari vagina
- Tidak lagi mengalami gejala kehamilan, seperti rasa sakit dan nyeri payudara
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial