Suara.com - Makanan maupun minuman bisa menggiurkan hanya dilihat dari warna ataupun saat tercium aromanya. Terlebih saat disantap, rasa enak akan terasa di dalam mulut. Sensasi itu sebenarnya akibat peran zat aditif yang dicampurkan ke dalam makanan maupun minuman.
Tujuan penambahan zat aditif memang untuk mempercantik warna, menguatkan rasa, mengatur keasaman, memperpanjang umur penyimpanan produk, dan lainnya.
Tapi, jangan keliru. Aditif dan adiktif berbeda, ya.
Zat adiktif adalah zat yang menimbulkan ketagihan dan ketergantungan. Sedangkan zat aditif merupakan zat yang ditambahkan ke suatu produk makanan atau minuman untuk mempercantik, menguatkan rasa, juga memperpanjang masa penyimpanannya.
Zat aditif yang paling umum digunakan seperti garam, gula, cuka, dan rempah-rempah. Dari jenisnya, zat aditif terbagi menjadi dua macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan (sintetis).
Perkembangan industri dan permintaan manusia tidak dapat terpenuhi karena zat aditif alami membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprosesnya. Selain itu, zat alami belum tentu bisa didapatkan di semua tempat.
Dikutip dari Ruang Guru, berikut contoh zat aditif yang sering digunakan sehari-hari.
1. Bahan Pewarna
Zat aditif bahan pewarna biasanya digunakan untuk mempercantik dan memperkuat warna suatu makanan atau minuman. Hal ini diperlukan karena terkadang warna bahan yang dipakai sebagai bahan baku dapat luntur ketika dilakukan proses pengolahan.
Pewarna makanan alami biasanya didapatkan dari penggunaan bahan-bahan alami, misalnya warna kuning dari kunyit, hijau dari daun suji, atau merah dari buah naga. Penggunaan bahan alami ini tidak berbahaya bagi manusia, tetapi warna yang dihasilkan biasanya tidak terlalu cerah dan cepat pudar.
Karena itu, industri sering menggunakan pewarna sintetis yang lebih kuat dan tahan lama dalam memberikan warna. Akan tetapi jika dikonsumsi terlalu banyak, pewarna sintetis ini dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Contoh pewarna sintetis di antaranya kuning FCF atau hijau FCF.
Baca Juga: 6 Makanan Diet yang Patut Dicoba, Rendah Kalori dan Kaya Manfaat
2. Pemanis
Pemanis alami contohnya gula tebu, gula aren atau gula merah, dan gula kelapa. Gula menjadi manis karena di dalamnya terdapat senyawa sukrosa yang memberikan rasa manis kepada lidah.
Tetapi gula alami mengandung kalori yang tinggi dan tidak bisa terlalu banyak dikonsumsi oleh orang yang sakit diabetes melitus. Sehingga diciptakanlah gula sintetis rendah kalori dan dapat dinikmati oleh penderita diabetes, misalnya aspartam, sakarin, atau siklamat.
3. Pengawet
Pengawetan tujuannya untuk memperpanjang kondisi penyimpanan makanan. Hal ini karena tidak mungkin suatu bahan makanan tidak mengalami proses pembusukan. Pembusukan tersebut bisa terjadi karena berbagai macam hal, misalnya bakteri dan jamur, serangan tikus, atau karena zat di produk itu sendiri seperti karena pembusukan yang terjadi pada buah dan sayur.
Pengawetan paling alami dan sederhana caranya membungkus bahan mentah dengan bumbu yang tebal, misalnya seperti rendang. Rendang dapat bertahan hingga kurang lebih 3 bulan, jika dipanaskan setiap hari.
Selain itu, di pasaran juga telah banyak pengawet sintetis yang aman dikonsumsi dan telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Contohnya, asam benzoat, kalium sulfit, asam propinat, dan belerang dioksida.
4. Penyedap rasa
Bahan ini digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda kepada suatu makanan, misalnya rasa asin dari garam, asam dari perasan jeruk, juga gurih dari air kaldu ayam atau sapi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif