Suara.com - Aksi demonstrasi di tengah jalan akan selalu dapat pengawalan dari petugas keamanan, entah itu polisi maupun TNI. Namun, jika demonstrasi dirasa berpotensi jadi ricuh dan bisa menganggu aktivitas publik, petugas keamanan terpaksa akan membubarkan para demonstran.
Ada berbagai upaya yang biasa dilakukan aparat untuk membubarkan demonstran. Salah satunya dengan menyemprotkan gas air mata, terutama jika demonstrasi sudah terlanjur ricuh.
Siapapun yang terkena gas air mata pasti akan merasa perih di mata sehingga akan sulit melihat. Di bawah ini telah dirangkum dari Ruang Guru mengenai sejumlah fakta tentang gas air mata.
1. Terbuat dari Serbuk Kimiawi Halus
Menurut Sven-Eric Jordt, istilah gas air mata sebenarnya tidak tepat. Ahli anestesi di Universitas Duke itu menjelaskan bahwa gas air mata sebenarnya tidak berbentuk gas. Melainkan bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus.
Melansir dari Scientific American, gas air mata memiliki senyawa kimia untuk mengaktifkan TRPA1 dan TRPV1 berbeda. Dengan kata lain, gas air mata bisa dibagi menjadi dua kelompok sesuai komponen senyawa kimia penyusunnya.
2. Gas Air Mata Membuat Mata Terasa Terbakar
Salah satu agen yang mampu mengaktifkan reseptor TRPA1 adalah 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Agen ini adalah senyawa kimia yang mengandung klor dan bertiup ke udara sebagai partikel halus.
Zat-zat tersebut sebenarnya tersebar dengan membakar dan menempel pada kulit atau pakaian dan dapat bertahan untuk sementara waktu. Dengan kata lain, zat tersebut bereaksi secara kimia dengan biomolekul dan protein pada tubuh manusia yang dapat menyebabkan sensasi terbakar parah.
Sensasi terbakar inilah yang menimbulkan rasa perih dan membuat keluarnya air mata. Meskipun ada rasa sensasi terbakar yang cukup parah, tapi agen ini tidak mematikan.
Selain gas CS, belakangan juga ada agen lain yang digunakan untuk mengaktifkan reseptor TRPA1, yaitu gas CR (dibenzoxazepine) dan gas CN (kloroasetofenon). Keduanya pula dapat memberikan efek lebih kuat dibanding gas CS.
Baca Juga: Tembak Gas Air Mata ke Kerumunan Massa, Polisi Bubarkan Balap Liar di Gunung Sahari
3. Efek Gas Air Mata Seperti Terkena Sambal di Mata
Jika sebelumnya agen pengaktif TRPA1 terasa sangat sakit jika dibayangkan, berbeda dengan agen pengaktif TRPV1. Lantaran bahan penyusunnya mudah ditemui sehari-hari. Gas air mata yang dibuat dengan mengaktifkan reseptor TRPV1 itu merupakan semprotan merica.
Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua yaitu gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis). Gas berbasis capsaicin ini menggunakan lebih sedikit reaksi kimia atau alergi. Senyawa utamanya berasal dari capsaicin yang terdapat pada cabai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia