Suara.com - Demensia dan alzheimer adalah dua masalah kesehatan kognitif yang rentan terjadi seiring bertambahnya usia. Untungnya, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kondisi ini bisa dicegah dengan menggabungkan berbagai kebiasaan sehat.
Sebuah penelitian telah mengungkapkan pola diet yang seharusnya dihindari untuk mencegah demensia dan alzheimer. Beberapa penelitian observasional menunjukkan bahwa menggabungkan makanan tertentu bisa merusak otak.
Sebagian besar penelitian ini juga fokus pada dampak mengelompokkan beberapa jenis makanan dengan peningkatan risiko demensia dan alzheimer.
Temuan penelitian ini menyoroti bahwa diet tinggi lemak jenuh bisa meningkatkan penurunan kognitif dan risiko mengembangkan demensia.
Tapi, penelitian yang dilakukan di Prancis menemukan bahwa orang yang pola makannya terdiri dari daging olahan dan makanan bertepung, seperti kentang dan makanan ringan, seperti kue kering lebih berisiko mengalami demensia.
"Ada keterkaitan antara risiko demensia dengan menu makanan yang sangat kompleks. Karena itu, setiap orang perlu memahami makanan yang bisa digabungkan dan tidak untuk mencegah risiko masalah kognitif ini," kata Cécilia Samieri, PhD, dari University of Bordeaux di Prancis dikutip dari Express.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang lebih sehat. Misalnya, pola diet dengan mengonsumsi sayuran berdaun hijau, buah beri, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan bisa menurunkan risiko demensia seseorang.
Pada penelitian ini, para peneliti mempelajari sampel dari 209 orang dengan demensia yang dicocokkan berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikannya. Peneliti juga mempelajari sampel dari 418 orang dalam kelompok kontrol.
Semua peserta penelitian diminta mengisi serangkaian pertanyaan yang merinci seberapa sering mereka mengonsumsi makanan tertentu. Hasilnya, survei ini menunjukkan bahwa daging olahan adalah makanan yang biasa dikonsumsi di antara sampel demensia.
Baca Juga: Pfizer Sebut Obat Covid-19 PAXLOVID Efektif 89 Persen Melawan Infeksi Virus Corona
Artinya, kombinasi makanan olahan dengan makanan tidak sehat lainnya meningkatkan risiko demensia. Menurut Dokter Samieri, hal ini bisa digunakan sebagai panduan untuk memprediksi risiko demensia seseorang di masa mendatang.
Samieri mengatakan penderita demensia cenderung mengonsumsi daging bersamaan dengan makanan lain yang lebih beragam, termasuk buah dan sayuran serta makanan laut.
Selain itu, orang dengan demensia juga lebih mungkin menggabungkan daging olahan, seperti sosis atau daging yang diawetkan dengan makanan bertepung, seperti kentang, alkohol dan makanan ringan.
Sebaliknya, para peneliti menemukan peserta yang tidak menderita demensia justru memiliki keragaman makanan yang lebih besar. Temuan ini menunjukkan bahwa menjalani pola diet sehat juga harus dibarengi dengan pengetahuan dalam mengkombinasikan setiap makanan sehat.
"Dengan melihat jaringan makanan bisa membantu menguraikan kompleksitas diet dan biologi dalam kesehatan serta penyakit," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!