Suara.com - Demensia adalah masalah kesehatan kognitif yang berkembang di antara orang-orang usia lanjut. Kondisi ini ditandai dengan gangguan dua fungsi otak, seperti kehilangan memori dan penilaian.
Demensia adalah sekelompok kondisi yang mengganggu kemampuan kognitif seseorang untuk mengingat, berpikir dan membuat keputusan. Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko demensia, termasuk genetika, usia, pola makan dan gaya hidup.
Meskipun usia dan genetikan tidak bisa diubah, kita bisa mengontrol kebiasaan makan untuk mengurangi risiko kita menderita demensia di kemudian hari.
Faktanya, dilansir dari Times of India, masalah kognitif ini sama pentingnya masalah kesehatan mental. Jika seseorang sering mengonsumsi junk food dan makanan rendah nutrisi bisa memperburuk kecemasan, stres dan depresi.
Demikian pula, kebiasaan makan yang tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko demensia. Beberapa penelitian menemukan karbohidrat olahan merupakan salah satu makanan terburuk yang bisa menyebabkan demensia.
Karbohidrat olahan dianggap membahayakan kesehatan karena meningkatkan kadar glukosa dalam tubuh. Karbohidrat yang kita makan diproses menjadi gula oleh sistem pencernaan dan ditransfer ke aliran darah.
Karbohidrat yang diproses menjadi gula ini kemudian akan memasuki sel dengan bantuan insulin untuk menghasilkan energi. Kini, semua karbohidrat yang kita makan diproses pada kecepatan yang berbeda dan karbohidrat olahan diubah menjadi glukosa lebih cepat daripada jenis karbohidrat lainnya.
Karena itu, karbohidrat olahan bisa meningkatkan kadar gula darah pada tingkat yang lebih cepat dan menyebabkan fluktuasi drastis di dalamnya. Studi menunjukkan bahwa fluktuasi kadar gula darah bisa meningkatkan risiko demensia dan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine juga sudah menemukan dampak glukosa pada kesehatan mental. Penelitian itu menyatakan bahwa risiko demensia meningkat pada orang dengan kadar glukosa yang lebih tinggi.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Sebabkan Hilangnya Indra Perasa Secara Permanen?
Hal ini sangat umum terjadi pada mereka dengan diabetes atau tanpa diabetes. Sebuah penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa riwayat diabetes bisa meningkatkan risiko demensia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental