Suara.com - Memiliki rasa empati dan simpati terhadap sesama adalah hal yang harus ditanamkan sejak dini oleh si Kecil. Hal itu dilakukan agar ia tumbuh menjadi seseorang yang baik, dermawan dan peduli terhadap orang lain di sekitarnya.
Untuk melatih hal tersebut, langkah awal yang bisa dilakukan, kata Psikolog Klinis Anak, Anastasia Satriyo. M.Psi adalah melalui bagaimana orangtua menyediakan waktu yang berkualitas bersama anak.
Hal ini, lanjut dia, akan membuat anak merasa dicintai dan dipedulikan, yang pada gilirannya akan membuatnya mencontoh hal tersebut dari orangtuanya ke orang di sekitarnya.
"Waktu yang berkualitas bersama anak bisa didapafkan dengan bermain permainan yang menyenangakan dan tidak memaksa selama 20-40 menit sehari akan membuat anak ingat akan memiliki keinginan untuk mengulang berbuat baik ke depannya," jelas dia dalam acara Early Learning Centre Rayakan Liburan Akhir Tahun dengan "Give the Joy of Play, This Holiday' di Jakarta, Kamis (11/11/2011).
Nah, untuk melatih anak untuk berbuat kebaikan, berikut tips yang diberikan Anastasia untuk para orangtua di rumah.
1. Menggunakan kata-kata atau kalimat yang baik dan mengapresiasi perilaku anak yang baik
Anak-anak butuh kalimat yang spesifik yanh mengapresiasi mereka melakukan hal yang baik.
"Kalau hanya mengucapkan terimakasih, mereka kurang paham bahwa mereka sudah melakukan hal yang diharapkan. Anak manusia juga butuh komunikasi ngobrol. Ditemenin main sama orangtua sangat penting," ujarnya.
Setelah bermain, orangtua bisa mengucapkan kata-kata seperti "Wah mama seneng deh kakak jawab mama" atau "Wah papa seneng deh kucingnya dikasih makan."
2. Bermain role play menggunakan figur dan mainan yang konkrit
Anak memiliki pikiran yang konkrit, mereka hanya bisa memahami apa yang mereka pegang, rasakan dan lihat. Sehingga, memilih permainan role play akan menstimulasi daya pikir mereka.
Baca Juga: 6 Momen Istri Arief Muhammad Lahiran, Nama Anaknya Indah Banget!
Saat bermain role play, orangtua bisa ikut aktif berkomunikasi dengan anak. Misalnya "halo selamat pagi, ayo kita makan bareng, buat masakannya dulu yuk", sambil menggunakan beberapa mainan seperti masak-masakan.
3. Bermain sambil mengenalkan beragam nama emosi pada anak
Mengajarkan nama-nama emosi adalah hal penting. Ada lima emosi dasar yang dimiliki anak, yang bisa mulai dikenalkan untuk mereka mudah mengekspresikannya, yakni senang, sedih, takut, jijik dan marah.
Anastasia mengatakan jika tak seperti orang dewasa, anak-anak hanya bisa mengekspresikan satu emosi dan menangkap sinyal emosi yamg terlihat pada orang lain.
Sementara orang dewasa sudah bisa memperlihatkan mix emotion, saat merasa marah misalnya, mereka sebenarnya memiliki rasa peduli.
"Misalnya kita sebutkan, saat bermain nama-nama emosi. "Eh singanya senang lho kalo dikasih makan" atau "babynya sedih kalau ditinggal ibunya". Anak-anak cuma bisa menangkap signal emotion."
4. Dalam beberapa permainan biarkan anak memegang kendali
Anak yang mendapatkan kesempatan untuk diikuti saat bermain, akan lebih mudah berempati terhadap orang lain. Selain itu, hal ini juga bisa mengembangkan otaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan