Suara.com - Gunung Semeru di Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore. Akibatnya, gunung tertinggi di pulau Jawa itu sampai mengeluarkan guguran awan panas juga abu vulkanik yang menimpa rumah warga di sekitar kaki gunung.
Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, terekam bagaimana getaran banjir lahar atau guguran awan panas mulai terjadi pada pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas yang mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), laporan visual dari beberapa titik lokasi sekitar lereng Semeru juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.
Untuk tahu lebih jelas mengenai abu vulkanik, berikut sejumlah fakta tentang partikel gunung api tersebut.
1. Ciri-Ciri Abu Vulkanik
Dikutip dari National Geographic (klik di sini), abu vulkanik merupakan campuran batuan, mineral, dan partikel kaca yang keluar akibat letusan gunung berapi.
Partikelnya sangat kecil, bahkan diameternya kurang dari 2 milimeter. Abu vulkanik biasanya keluar bersamaan dengan uap air dan gas panas lainnya saat gunung berapi meletus.
Karena ukurannya yang kecil dan kepadatannya sangat rendah, partikel-partikel yang membentuk abu vulkanik dapat menempuh jarak jauh akibat terbawa oleh angin.
Kemudian mengambang di udara segingga menyebabkan area sekitar kaki gunung menjadi gelap.
Baca Juga: Gunung Semeru, Kisah Legenda, Misteri, hingga Kisah Pendakian
Lambat laun, abu vulkanik di udara akan jatuh ke tanah. Hal itu dapat membuat lapisan tebal bahan seperti debu pada permukaan sekitar gunung.
2. Bahaya Abu Vulkanik
Berbeda dengan abu yang dihasilkan dari pembakaran kayu dan bahan organik lainnya, abu vulkanik bisa berbahaya bagi keselamatan makhluk hidup.
Partikelnya sangat keras dan biasanya memiliki tepi bergerigi. Akibatnya, dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, paru-paru, serta masalah pernapasan.
Ketika masih mengambang di udara, abu dapat menyebabkan masalah pada mesin jet juga menghambat aktivitas penerbangan.
Bahkan hujan abu yang menyisakan lapisan abu tebal dapat menyebabkan atap runtuh, menyumbat selokan, dan merusak alat pendingin udara.
Hewan di area pegunungan berapi yang tertutup abu vulkanik juga kemungkinan mengalami kesulitan mencari makan, karena tanaman di daerah tersebut tertutup abu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas