Suara.com - Seperti kopi, teh seolah jadi minuman wajib bagi sebagian orang. Inggris bahkan memiliki budaya minum teh setiap sore, terutama bagi keluarga bangsawan.
Berbagai penelitian ilmiah juga membuktikan bagaimana senyawa tanaman dalam teh dapat berperan dalam mengurangi risiko kondisi kronis, seperti kanker, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Namun bila dikonsumsi terlalu banyak, teh juga bisa menimbulkan efek samping bagi tubuh. Dikatakan minum teh lebih dari 3 atau 4 cangkir sehari, atau setara 710-950 ml, dapat menimbulkan beberapa efek samping negatif.
Dikutip dari Healthline, berikut 9 kemungkinan efek samping akibat minum teh terlalu banyak.
1. Mengurangi Penyerapan Zat Besi
Teh kaya akan sumber senyawa tanin yang dapat mengikat zat besi dalam makanan tertentu. Akibatnya, jika senyawa tanin terlalu banyak, maka zat besi tidak tersedia untuk diserap di saluran pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa tanin dalam teh lebih mungkin menghambat penyerapan zat besi dari sumber nabati daripada dari makanan hewani.
Jumlah tanin yang ada dalam teh sangat bervariasi tergantung pada jenis dan cara penyajiannya. Karena itu, membatasi konsumsi hingga 3 cangkir (710 ml) per hari jadi batas aman.
2. Meningkatnya Kecemasan, Stres, dan Kegelisahan
Daun teh secara alami mengandung kafein. Terlalu banyak mengonsumsi kafein dari teh, atau sumber lainnya, dapat menyebabkan perasaan cemas, stres, dan gelisah.
Secangkir teh rata-rata (240 ml) mengandung sekitar 11-61 mg kafein, tergantung dari jenis dan metode pembuatannya.
Baca Juga: 6 Tips Menjalankan Bisnis Coffee Shop atau Warung Kopi Kekinian
Teh hitam cenderung mengandung lebih banyak kafein daripada jenis teh hijau dan putih. Selain itu, semakin lama teh diseduh akan semakin tinggi kandungan kafeinnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa dosis kafein di bawah 200 mg per hari tidak mungkin menyebabkan kecemasan yang signifikan pada kebanyakan orang. Namun, beberapa orang lebih sensitif terhadap efek kafein.
3. Kurang Tidur
Karena teh secara alami mengandung kafein, asupan yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur juga. Melatonin merupakan hormon yang memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin, yang mengakibatkan kualitas tidur jadi buruk.
4. Mual
Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong.
Tanin dalam daun teh akan menimbulkan rasa pahit dan kering pada teh. Sifat astringen tanin juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan. Sehingga berpotensi menyebabkan gejala tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?