Suara.com - Varian Omicron merupakan varian baru virus corona yang sedang dikhawatirkan tingkat penularan dan penyebarannya.
Karena itu, mendeteksi setiap gejalanya adalah salah satu cara untuk mencegah penyebaran varian Omicron.
Tapi, varian Omicron ini juga menunjukkan gejala yang sedikit berbeda dengan varian virus corona sebelumnya. Aplikasi studi gejala Covid-19 ZOE pun telah memantau dampak varian baru virus corona ini.
Ilmuwan ZOE menganalisis dara gejala varian Omicron yang tercatat dalam aplikasi, lalu membandingkannya dengan data gejala dari awal Oktober 2021 ketika varian Delta masih dominan.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa hanya 50 persen orang yang mengalami 3 gejala klasik virus corona, yakni demam, batuk, kehilangan indera penciuman dan perasa.
Pada pasien yang terinfeksi varian Omicron, mereka juga melaporkan gejala lain yang berupa hilangnya nafsu makan.
Temuan ini sejalan dengan sejumlah kecil data dari kontributor yang menunjukkn hasil PCR positif dan dikonfirmasi terinfeksi varian Omicron.
Namun, ada pula lima gejala umum lain pada pasien yang terinfeksi varian Omicron, meliputi:
- Pilek
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Bersin
- Sakit tenggorokan
Selain itu, pasien juga mengalami kabut otak akibat varian baru virus corona tersebut. Kabut otak ini membuat seseorang kebingungan, pelupa dan kurang fokus.
Baca Juga: Benarkah Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kematian Pasien Virus Corona?
Para ilmuwan juga akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai profil varian Omicron dalam beberapa minggu mendatang.
Jika membahas mengenai tingkat keparahan varian Omicron, varian baru virus corona ini justru tergolong hanya menyebabkan infeksi ringan.
Jumlah rawat inap dan kemarian juga menurun di sebagian besar negara meskipun varian Omicron ini sudah terdeteksi.
"Sejauh ini, kami tidak menerima laporan orang-orang dirawat di rumah sakit dan mengalami gejala parah akibat varian Omicron," kata ilmuwan ZOE dikutip dari Express.
Tapi, data mengenai seberapa parah varian Omicron ini masih awal dan mayoritas melibatkan relawan yang sudah suntik vaksin Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental