Suara.com - Sebuah studi dari Cambridge Institute of Therapeutic Immunology and Infectious Disease menyimpulkan bahwa mutasi pada protein lonjakan varian Omicron dapat mengurangi cara patogen itu bereplikasi di paru-paru dan menyebabkan penyakit parah.
"Pengamatan ini menyoroti bahwa Omicron dapat menghindari sistem kekebalan, tetapi mengorbankan sifat yang terkait dengan replikasi dan patogenesis," jelas peneliti dalam abstrak mereka, dilansir Sky News.
Meski temuan tampaknya benar, pemimpin studi Ravi Gupta mengatakan bahwa masih ada tantangan lain.
"Ada artinya semua ini? Infeksi sel paru-paru yang efisien dapat berkolerasi dengan tingkat keparahan penyakit," tulis Gupta dalam sebuah cuitan.
Ia melanjutkan, "Syncyntia, atau sel yang menyatu, sering terlihat pada jaringan pernapasan setelah penyakit parah. (Varian) Delta sangat baik dalam keduanya, berbeda dengan Omicron. Studi lebih lanjut diperlukan."
Gupta menekankan bahwa risetnya menunjukkan bahwa Omicron tampaknya lebih mudah kabur dari sistem imun, tetapi sifat yang terkait dengan perkembangan penyakit lemah dalam batas tertentu.
Tetapi bagaimanapun, menurut Gupta, petumbuhan Omicron merupakan tantangan terbesar dalam kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mencatat kasus Omicron di Inggris sudah mencapai 10.059.
"Varian Omicron dengan cepat menjadi dominan, dengan kasus meningkat pesar dan jumlah pasien Covid di rumah sakit kami meningkat," tandas Walikota London Sadiq Khan.
Baca Juga: Pakar Merekomendasikan Jenis Masker Ini agar Terlindung dari Virus Corona Omicron
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?