Suara.com - Masalah perut umumnya dapat disebabkan oleh beberapa gangguan. Mengetahui tanda dan gejala gangguan pencernaan umum dapat membantu orang mengidentifikasinya dan mencari pengobatan yang relevan. Lantas, apa penyebab gangguan sistem pencernaan?
Gangguan pencernaan adalah kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pakar kesehatan membaginya menjadi dua kategori: gangguan GI organik dan fungsional.
Gangguan GI organik muncul saat ada kelainan struktural di sistem pencernaan, yang membuat sistek kerjanya menjadi dengan buruk. Sedangkan gangguan GI fungsional, saluran GI tampak normal secara struktural tetapi masih tidak berfungsi dengan baik.
Adapun beberapa penyebab gangguan sistem pencernaan melansir dari berbagai sumber, Selasa (21/12/2021), yaitu sebagai berikut.
1. Alergi makanan dan intoleransi makanan
Makanan tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk pembengkakan pada bibir, mulut, bagian belakang tenggorokan. Mereka juga dapat menyebabkan mual dan muntah, tetapi ini akan memakan waktu lebih lama untuk berkembang. Gangguan pencernaan juga bisa disebabkan oleh intoleransi makanan.
2. Pola makan yang buruk
Diet tinggi lemak, gorengan dan makanan manis dan rendah serat dapat menyebabkan tinja lebih lambat melewati usus besar. Asupan air yang tidak memadai juga dapat menyebabkan sembelit, dan ini dapat menyebabkan banyak gangguan pencernaan lainnya.
3. Infeksi virus atau bakteri dan parasit
Baca Juga: Dari Mulut Hingga Anus, Ini 7 Organ dalam Sistem Pencernaan Manusia
Bakteri, virus dan parasit dapat masuk ke dalam sistem pencernaan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, atau kontak dengan tinja yang terinfeksi dan kemudian menelan kuman atau dari makan makanan yang terinfeksi atau minum air yang terinfeksi.
4. Peradangan dan penyakit auto-imun
Gangguan ini terjadi saat sistem kekebalan menyerang dan merusak jaringan tubuh sendiri, yang mana dapat melibatkan bagian mana pun dari sistem pencernaan. Penyakit autoimun yang mempengaruhi saluran pencernaan termasuk lupus eritematosus sistemik, rheumatoid arthritis, Sindrom Sjogren dan scleroderma, dan lainnya.
5. Gaya hidup
Tingkat stres tinggi yang konstan, kurang olahraga, merokok, dan minum alkohol dapat memengaruhi sistem pencernaan. Meskipun sulit untuk mengisolasi penyebab tunggal dari sesuatu seperti GERD, gaya hidup sehat dan pilihan diet dapat meringankan keparahan dan frekuensi episode gangguan ini.
Demikian informasi mengenai penyebab gangguan sistem pencernaan yang penting untuk diketahui. Semoga bermanfaat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia