Suara.com - Ketua Pengurus Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, K-AI ingatkan potensi terjadinya autoimun bagi joki vaksin Covid-19.
Seperti diketahui, fenomena joki vaksin terkuak melalui aksi Abdul Rahim (49) Sulawesi Selatan, disuntik 16 kali vaksin Covid-19 dalam waktu 3 bulan, membuat masyarakat mempertanyakan efek kesehatan terhadap joki vaksin tersebut.
Dijelaskan Prof. Iris, bahwa jika lelaki tersebut memiliki potensi, bakat atau cikal bakal autoimun di tubuhnya, maka perilaku joki vaksin ini bisa menyebabkan pemantik terjadinya autoimun.
Autoimun adalah kondisi di mana saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, atau organ tubuhnya sendiri.
"Takutnya jadi autoimun, kalau orang itu punya bakat, dia autoimun bisa jadi nyata. Jadi yang tadinya lagi tidur dibangunin, kayak macan tidur yang dibangunkan kalau dia punya bakat," Prof. Iris saat dihubungi suara.com, Rabu (22/12/2021).
Apalagi profesor yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan, penyakit Covid-19 kerap membuat penderitanya mengalami auto-antibodi atau autoimun.
Termasuk juga vaksin Covid-19 yang diberikan kepada orang dengan autoimun, bisa menyebabkan kekambuhan gejala autoimun yang sebelumnya sudah terkendali.
Sehingga pemberian vaksin Covid-19 berkali-kali, tanpa rentang waktu yang tepat bisa berbahaya.
"Bisa saja (alami autoimun) kalau diberikan kesekian kali, karena antibodinya diaktivasi terus," terang Prof. Iris.
Baca Juga: Dokter Akui Sulit Diagnosis Penyakit Autoimun Lupus
Ini terjadi karena pemberian vaksinasi tidak bisa sembarangan, harus ada jarak rentang waktu yang dipatuhi sebelum diberikan.
"Makanya kan ada aturannya, jarak antara dosis satu dan dosis dua ada ketetapannya dan itu harus dipatuhi," jelas Prof. Iris.
Sehingga sebagai bentuk antisipasi, profesor yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu berharap joki vaksin itu menjalani pemeriksaan kadar antibodi, untuk melihat efek vaksin dalam tubuh pasien tersebut.
Seperti diketahui, Abdul Rahim menjadi joki vaksin dengan cara membawa KTP pelanggannya dan datang ke lokasi vaksinasi.
Mirisnya, petugas tidak memperhatikan wajah penerima vaksin, yang akhirnya membuat Abdul terus disuntik vaksin Covid-19 hingga 16 kali dalam waktu 3 bulan.
Melalui aksinya tersebut, Abdul menerima bayaran antara Rp80 ribu hingga Rp 800 ribu dari pelanggan, yang ia wakilkan untuk divaksinasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025