Suara.com - Vaksinasi COVID-19 menjadi bagian penting dari penanganan pandemi COVID-19. Sayangnya, masih ditemukan kelompok masyarakat yang enggan mendapatkan vaksinasi. Apa ya alasannya?
Melalui survei terbaru oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui dukungan Federasi Palang Merah Internasional & Bulan Sabit Merah (IFRC), terungkap bahwa ada dua faktor mengapa masyarakat masih belum mau divaksinasi. Alasan peratma ialah takut akan injeksi beserta efek sampingnya. Sedangkan alasan kedua adalah masih mencari informasi yang lebih komprehensif terkait vaksin.
Para responden turut menyatakan preferensi distribusi informasi terkait vaksin yaitu menggunakan media sosial dan online media.
Paparan ini juga mengungkapkan tentang relevansi penggunaan aplikasi pesan WhatsApp khususnya bagi kelompok responden dengan umur 35 tahun ke atas dengan akses ke jaringan internet yang baik karena kemudahannya dalam membagi informasi kepada orang sekitarnya.
Untuk memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang vaksinasi COVID-19, PMI dengan dukungan IFRC secara aktif menggunakan berbagai bentuk media seperti radio, media Komunikasi, Informasi, & Edukasi (KIE) melalui produksi poster, stiker, spanduk, serta Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dengan pendekatan sosial budaya agar mampu menyasar masyarakat di tempat terpencil dengan akses minim terhadap teknologi seperti internet.
“Mendukung Palang Merah Indonesia melalui survei ini sangat penting agar kita dapat memahami bagaimana kita dapat mendukung masyarakat untuk melindungi mereka di tengah pandemi. Survei ini juga memberikan informasi lebih baik mengenai cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin COVID-19 sehingga dapat melindungi dirinya dan orang-orang di sekitar,” ujar Jan Gelfand, Kepala Delegasi IFRC untuk Indonesia dan Timor Leste, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Melalui Survei Persepsi Komunitas Tentang Vaksin COVID-19 yang dilakukan pada akhir bulan September 2021 kepada sekitar 2.500 responden yang menjawab secara daring di Provinsi Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku masyarakat mengenai vaksin COVID-19 dan bagaimana umpan balik dapat digunakan untuk mendukung kegiatan vaksinasi di Indonesia oleh PMI dan IFRC.
Kelompok responden yang menjawab survei ini telah mendapatkan vaksin COVID-19 setidaknya satu dosis (86%). Bagi responden yang belum mendapatkan vaksin menyatakan kesulitan untuk mendapatkan vaksin tersebut dan kuota harian vaksin yang tersedia terbatas.
Mayoritas yang telah mendapatkan vaksin sadar bahwa vaksin dapat melindungi dirinya dan orang di sekitarnya (85%), berusaha untuk hidup ‘normal’ (57%) dan mendukung terbentuknya kekebalan kelompok (50,4%).
Baca Juga: Vaksinasi Dosis Ketiga di Balikpapan, DKK Akui Siap Jika Ada Instruksi Pemerintah
“Mendapatkan umpan balik dari masyarakat melalui survei ini sangatlah penting agar dapat memastikan kegiatan yang kita lakukan relevan dengan kebutuhan; seperti memberikan informasi faktual hingga menjangkau masyarakat di tempat yang sulit sehingga mendorong mereka yang memenuhi kriteria mendapatkan vaksin agar mampu melindungi dirinya dan masyarakat,” ujar Aulia Ariani dari Bidang Pelibatan Masyarakat dan Akuntabilitas Palang Merah Indonesia Pusat.
Berita Terkait
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
TKI Jadi Incaran Para Penipu Online, Dana Rp 7,1 Triliun Hilang
-
Kritik Pedas Is Pusakata Soal Survei Wapres Gibran: Candaan Sony Wakwaw Lebih Menghibur
-
Purbaya Menyala: Elektabilitas Cawapres 2029 Tertinggi, Jauh di Atas Gibran
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja