Suara.com - Sebuah inovasi alat perangkap telur nyamuk berhasil diciptakan B2P2VRP Salatiga, Jawa Tengah, untuk pengendalian Demam Berdarah Dengue atau DBD.
Tidak hanya Covid-19 yang mengancam kesehatan masyarakat Indonesia, karena kita juga masih harus menghadapi DBD yang menjadi endemik. Data menunjukan nyaris setiap harinya penduduk Indonesia meninggal dunia akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.
Diungkap Ayu, salah satu staff B2P2VRP Salatiga, bahwa perangkap telur nyamuk ini sangat mudah dibuat, dengan memanfaatkan alat yang ada di rumah. Berikut bahan atau alat yang diperlukan:
- Cup atau kaleng atau toples atau ember kecil berwarna gelap, hitam atau biru tua.
- Kain kafan, atau kain saring putih yang bisa menempel di sisi toples dan tidak jatuh.
- Insektisida.
Cara membuat perangkap nyamuk:
- Letakan kain di dalam toples, dari bagian bawah hingga bagian sisi toples tertutup kain.
- Isi toples dengan air setengah penuh.
- Tambahkan insektisida yang mudah ditemui atau dibeli, contoh seperti Abate (merek-red).
- Jika air menyusut, tambahkan air.
- Insektisida bisa ditambahkan 1 gram per 10 liter air. Sehingga jika air menyusut, tidak perlu menambahkan insektisida.
- Diamkan selama beberapa hari.
"Jadi bisa dilihat setelah didiamkan beberapa lama, nyamuknya kemudian bertelur (yang hitam-hitam)," tutur Ayu kepada suara.com di Salatiga, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Adapun fungsi perangkap telur nyamuk ini, nyamuk akan dibuat tertarik bertelur di toples tersebut. Tapi, lantaran toples sudah dicampur dengan insektisida, maka telur tidak akan menetas, sehingga populasi nyamuk bisa dikurangi. Apalagi usia nyamuk juga terbilang tidak lama.
Ayu juga mengingatkan masyarakat perlu mengenali bentuk telur nyamuk yang terkena perangkap di toples tersebut. Biasanya menempel di kain di sisi toples, bintik berwarna hitam.
"Penempatan ini lebih baik diletakan di tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Misalkan kamar mandi atau di luar rumah, atau bahkan kamar tidur," tutup Ayu.
Baca Juga: Bukan COVID-19, Belasan Warga Kota Cimahi Meninggal Karena Wabah Virus Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?