Suara.com - Sejak awal kemunculannya pada akhir Desember 2019, virus corona penyebab sakit Covid-19 telah puluhan kali bermutasi. Meski demikian, hingga tahun kedua pandemi Covid-19 terjadi, berbagai varian virus corona SARS Cov-2 itu belum juga menunjukan tanda pelemahan.
Itu pula yang diakui oleh epidemiolog dari Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman. Dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu, Dicky mengatakan bagaimana virus corona tak kunjung melemah.
"Menurut saya, saat ini belum terlihat pelemahan. Oleh karena itu perlu terus diteliti, karena mutasi kerap terjadi bahkan omicron bukan yang terakhir," katanya.
Gejala yang ditimbulkan oleh omicron memang ringan dibanding dengan varian sebelumnya. Namun, menurut Dicky, hal itu bukan berarti mutasi virus corona telah melemah.
Tetapi, justru karena peran vaksinasi yang membuat banyak orang telah memiliki antibodi. Sehingga, kekebalan kelompok atau herd imunity mulai terbentuk di masyarakat. Meski begitu, capaian herd imunity juga belum sesuai target. Atau bahkan sebenarnya sulit tercapai.
"Herd imunity saat ini belum sangat logis untuk dicapai karena coronavirus ini terus bermutasi. Selaim itu, respon intervention masih lemah di banyak negara, kemudian juga belum menunjukkan penurunan (kasus positif) di 2 tahun terakhir," paparnya.
Penyebab kedua herd imunity sulit tercapai sesuai target karena antibodi sebenarnya tidak bertahan lama. Hasil penelitian sementara menunjukkan kalau antibodi bertahan tidak lebih dari 7 bulan.
Penyeban ketiga, fakta bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini memang efektif tapi belum bisa 100 persen mencegah dari infeksi.
"Kemudian hal terakhir, fakta (Covid-19) ini adalah virus zoonotik di mana reservoir atau hos secara natural di hewan liar. Artinya itu akan terus bermutasi di hewan liar ataupun dari manusia ke hewan, hewan ke manusia," jelasnya.
Baca Juga: Ashanty Positif Covid-19, Kemenkes Sedang Pastikan Kemungkinan Varian Omicron
Meskipun pada akhirnya herd imuninity di dunia bisa mencapai target, risiko kemunculan mutasi Covid-19 akan selalu ada, kata dokter Dicky. Karena virus tersebut juga mampu berkembangbiak dalam tubuh hewan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?