Suara.com - Para peneliti telah mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara stres psikologis dan penyakit Crohn.
Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Universitas McMaster Kanada dan Institut Penelitian Kesehatan Pencernaan Keluarga Farncombe, dan jurnal Nature, mengatakan bahwa hormon stres pada tikus bisa menekan sistem kekebalan bawaan yang biasanya melindungi usus dari Enterobacteriaceae.
Enterobacteriaceae adalah sekelompok bakteri, termasuk E. coli, yang telah dikaitkan dengan penyakit inflamasi pada saluran pencernaan.
Pada orang dengan penyakit Crohn, bakteri tidak berbahaya yang ada di saluran pencernaan disalahartikan sebagai penyerbu asing dan sistem kekebalan akan meningkatkan respons yang menyebabkan peradangan.
Bukti klinis mengimplikasikan periode stres psikologis dalam eksaserbasi penyakit Crohn dan gangguan pada mikrobioma usus mungkin berkontribusi pada mekanisme patogen.
"Di sini, kami menunjukkan bahwa tikus yang terpapar stres mengembangkan ileum disbiosis, yang didominasi oleh perluasan Enterobacteriaceae," kata peneliti dikutip dari Fox News.
tikus yang terpapar stres mengembangkan ileum disbiosis, yang didominasi oleh perluasan Enterobacteriaceae ketidakseimbangan dalam komunitas mikroba yang berhubungan dengan penyakit.
Dalam studi tersebut, paparan stres psikologis akut mengakibatkan dybosis mendalam yang didominasi oleh bakteri dari anggota keluarga Enterobacteriaceae dan genera yang ditemukan pada pasien penyakit Crohn.
Kombinasi bakteri toleran peradangan dan cacat mukosa yang disebabkan stres inilah akan menciptakan titik kritis dalam keseimbangan homeostatik usus yang mendukung peradangan.
Baca Juga: Awas, Aktivitas Ini Bisa Tingkatkan Risiko Penularan Virus Corona
Peneliti menyimpulkan bahwa stres psikologis merusak IL-22, sitokin penting untuk pemeliharaan integritas penghalang mukosa ileum.
Mukosa ileum adalah kekebalan pelindung dalam usus, menciptakan ceruk yang menguntungkan untuk perluasan patobion yang telah terlibat dalam penyakit Crohn.
Satu hal yang penting, penelitian ini juga menunjukkan bahwa imunomodulasi dapat melawan efek negatif stres psikologis pada kekebalan usus dan berkaitan dengan dybiosis.
Imunomodulasi adalah perubahan sistem kekebalan tubuh. Colorado State University menjelaskan bahwa mukosa gastrointestinal membentuk penghalang antara tubuh dan lingkungan lumenal, yang berpotensi sarat dengan racun dan mikroorganisme yang tidak bersahabat.
"Sejumlah penyakit gastrointestinal primer jelas menyebabkan gangguan pada sawar mukosa, yang memungkinkan eskalasi ke penyakit sistemik. Hal ini sama jelasnya bahwa banyak proses penyakit sistemik, yang mengakibatkan kerusakan pada sawar gastrointestinal," kata lembaga tersebut.
Penghalang gastrointestinal terbentuk dari sel-sel epitel yang melapisi tabung pencernaan, yang bergantung pada sinyal molekuler dari sel-sel kekebalan untuk mencegah mikroba berbahaya keluar, memperbaiki dinding sel dan mengeluarkan lendir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar