Suara.com - Virus corona Covid-19 menular melalui droplet atau aerosol. Anda bisa terinfeksi virus corona itu ketika menghirup atau bersentuhan dengan partikel pernapasan melalui mata, hidung atau mulut.
Tapi, Anda juga bisa tertular virus corona dengan cara menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Sebuah studi baru telah mengidentifikasi aktivitaa sehari-hari yang berisiko menularkan virus corona Covid-19.
Studi Virus Watch dari SAGE mengamati aktivitas sehari-hari yang bisa meningkatkan risiko tertular virus corona Covid-19.
Mereka mengamati lebih dari 10.000 orang di Inggris dan Wales. Kemudian, daya tersebut dibandingkan dengan gelombang kedua pandemi virus corona antara Oktober 2020 dan April 2021 dengan saat tidak ada pembatasan dari September hingga November tahun lalu.
Menurut temuan penelitian mereka, aktivitas sehari-hari yang paling berisiko menularkan virus corona Covid-19 adalah berbelanja.
Mereka menemukan bahwa berbelanja seminggu sekali selama gelombang kedua vrius corona meningkatkan risiko 1,5 kali lebih tinggi tertular virus corona.
Saat Anda berbelanja setiap minggu tanpa batasan di tempat perbelanjaan, maka aktivitas ini meningkatkan risiko penularan virus corona sampai 2 kali lipat.
Aktivitas harian berikutnya yang paling berisiko menularkan virus corona Covid-19 adalah olahraga di luar ruangan dengan skor 1,36 persen.
Tapi, para peneliti mengatakan peningkatkan risiko penularan virus corona Covid-19 ini mungkin disebabkan oleh aspek sosial dari aktivitas daripada olahraga itu sendiri.
Baca Juga: Varian IHU, Ini Gejala yang Dialami Pasien Pertama!
Selain itu, pergi ke tempat hiburan, termasuk restoran, pub, bar dan naik transportasi umum juga meningkatkan risiko penularan virus corona Covid-19.
Data menunjukkan bahwa bentuk transportasi terburuk yang meningkatkan risiko penularan virus corona Covid-19 adalah bus.
Sedangkan, kegiatan yang paling tidak berisiko menularkan virus corona Covid-19 termasuk mengunjungi salon untuk menatap rambut, potong rambut, perawata kuku dan salon kecantikan.
"Sementara ini tidak ada bukti peningkatan risiko penularan virus corona ketika menghadiri bioskop, teater, konser atau acara olahraga," jelas para ahli dikutip dari Express.
Namun, penelitian baru hanya melihat data sebelum munculnya varian Omicron. Karena, varian Omicron ini diyakini lebih menular tetapi menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030