Suara.com - Bagi yang pernah berkonsultasi dengan psikolog salah satu metode yang dilakukan umumnya ialah bercerita seperti laiknya ke teman. Jika metodenya seperti itu, tidak sedikit yang bertanya apa bedanya konsultasi psikolog dengan curhat ke teman?
Seorang Psikologis Klinis, Farah Djalal membenarkan jika datang ke psikolog selaiknya curhat ke teman. Tapi ada perbedaan mendasar saat curhat ke psikolog dengan curhat ke teman, yaitu profesionalitas.
"Tapi kadang teman itu belum tentu punya kapabilitas, seperti profesional," ujar Farah dalam konferensi pers Movement #Pelarian, Jakarta Selatan, Kamis (20/1/2022).
Tindakan profesional psikolog yaitu akan mendengarkan dengan seksama, dan tidak ada menjugde (menghakimi) memberikan pandangan salah atau benar.
Selain itu psikolog klinis juga berhak atau punya kapabilitas maupun dasar keilmuan, untuk memberikan terapi sesuai dengan gangguan mental dan kondisi emosi yang sedang dialami klien.
"Psikolog punya kemampuan itu, jadi bedanya di situ. Psikolog tidak boleh memberikan jugdement, atau tidak boleh menghakimi," jelas Farah.
Meski tidak semua dilakukan teman, tapi banyak ditemukan sebagian teman kerap kali melakukan penghakiman atau saran yang malah tidak membantu.
Padahal kata Farah, tidak semua orang yang curhat membutuhkan saran, hanya butuh didengarkan keluh kesahnya. Apalagi teman dan keluarga acap kali bertindak sebagai ventilasi pertama, sebelum psikolog.
"Semua orang butuh ventilasi, teman itu bisa jadi ventilasi pertama, jangan simpen sendiri kita kadang butuh orang lain," tutup Farah.
Baca Juga: Viral! Curhat Pilu Istri Pergoki Suami Selingkuh, Ramai Didoakan Gegara Satu Hal Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia