Suara.com - Apakah Anda pernah mendengar istilah text neck syndrome? Apa itu text neck syndrome? Anda mungkin termasuk salah satu orang yang berpotensi mengalami masalah kesehatan ini.
Sejak pandemi virus corona Covid-19, banyak orang lebih sering menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan orang lain hingga mengurus pekerjaannya dari rumah.
Sayangnya, penggunaan gadget yang terlalu lama bisa bisa menyebabkan text neck syndrome, yakni cedera stres berulang atau cedera akibat tekanan pada leher secara berulang karena penggunaan gadget.
Umumnya, text neck syndrom memang dikaitkan dengan penggunaan gadget berulang dan terlalu lama. Tapi, kondisi ini juga bisa berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang menggunakan gadget, seperti bermain game, menyelesaikan pekerjaan, komunikasi dan lainnya.
Baca Juga: Tertular Virus Corona Covid-19 Tanpa Kontak Dekat dengan Pasien Positif, Bagaimana Bisa Seperti Itu?
Selain itu, berat kepala juga faktor penyebab text neck syndrome. Karena, otot, tendon, dan ligamen leher digunakan untuk menopang berat kepala, 4,5 hingga 9 kiogram dalam posisi seimbang di atas tulang belakang leher.
Saat Anda menggunakan gadget untuk mengirim pesan dan lainnya, kepala cenderung sering ditekuk ke depan da melihat ke bawah pada sudut 45 atau 60 derajat, yang menempatkan sekitar 22-27 kilogram kekuatan leher.
Namun dilansir dari Spine Health, Anda harus tahu bahwa leher tidak mampu menopang berat itu terlalu lama.
Cara Mengatasi Text Neck Syndrome
Kondisi ini biasanya dimulai dari rasa sakit yang relatif ringan di area leher atau punggung bagian atas. Walau demikian, kondisi ini juga bisa muncul dengan rasa sakit yang tajam atau kekakuan di leher.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Covid-19 Menular Lewat Tinja? Ini Temuan Ahli
Saat text neck syndrome ini menyebabkan rasa sakit, Anda bisa mengatasinya dengan cara-cara berikut.
- Membatasi penggunaan ponsel hanya untuk tugas yang penting dan diperlukan.
- Pastikan postur tubuh lebih baik dengan memegang ponsel yang sesuai ketinggian mata.
- Latihan fisik dan peregangan fisik khusus yang menargetkan leher, dada dan punggung atas.
Bila tak ditangani, postur kepala ke depan yang terus-menerus dan bahu membungkuk bisa memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak rasa sakit dan mengurangi mobilitas di leher, punggung atas, dan bahu.
Dalam beberapa kasus, postur kepala ke depan yang berlebihan dapat memperburuk atau mempercepat kondisi degeneratif pada tulang belakang leher, seperti penyakit cakram degeneratif serviks dan/atau osteoartritis serviks.
baca juga
-
>
Masih Bisa Terinfeksi Virus Corona, Lalu Apa Gunanya Vaksin Covid-19?
-
>
Virus Corona Terus Bermutasi, Satgas COVID-19 Ungkap Perubahan Kebijakan Tidak Bisa Dihindari
-
>
Pingsan hingga Pusing, Ini Gejala Awal Infeksi Virus Corona Covid-19!
Komentar
Berita Terkait
-
Sandy Walsh Mulai Jalani Latihan Angkat Beban, Netizen Soroti Cedera Patah Tulangnya
-
Jumlah Anak yang Mengalami Keterlambatan Bicara Meningkat saat Pandemi, Penggunaan Gadget Salah Satu Sebabnya
-
Jumpa Timnas Indonesia U-23 di Perebutan Medali Perunggu, Pelatih Malaysia Pusingkan Cedera
terpopuler
-
Jusuf Hamka Minta Orang Keturunan atau Bukan Pribumi Diperbolehkan Jadi Presiden Indonesia, Begini Penjelasannya
-
Indra Herlambang Trending Topik IndonesiaHari Ini,Jadi Perbincangan Fans K-Pop NCT Dream, Kenapa?
-
Belum Tertarik Bahas Koalisi, PDIP Matangkan Persiapan Usung Ganjar Pranowo dan Puan Maharani di Pilpres 2024
-
Rano Karno Unggah Foto di Depan Makam Rasulullah SAW, Publik: Rindu Baitullah, Rindu Rasulullah
-
Sudah 10 Tahun Warga di Kabupaten Maros Tinggalkan Gas LPG, Beralih ke Tai Sapi