Suara.com - Sistem pencernaan memegang peranan penting dalam menentukan status kesehatan tubuh manusia. Tapi, sistem pencernaan yang terdiri dari berbagai organ itu juga rentan terkena penyakit.
Ada bermacam-macam gangguan sistem pencernaan manusia, seperti diare, sembelit atau konstipasi, gastroenteritis, keracunan makanan, tukak lambung, inflammatory bowel disease (IBD), juga intoleransi makanan.
"Dampak dari gangguan atau penyakit di saluran pencernaan, khususnya di usus, mampu menghambat penyerapan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga memberikan risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya," kata Ahli gizi dr Arif Sabta Aji, melalui keterangan tertulisnya kepada suara.com, Selasa (25/1/2022).
Menurut dokter Arif, intoleransi makanan menjadi salah satu gangguan sistem saluran pencernaan yang paling sering dialami masyarakat Indonesia. Gangguan intoleransi makanan sebenarnya respons sistem pencernaan manusia ketika ada makanan atau minuman yang tidak dapat dicerna masuk ke dalam tubuh.
Dokter Arif menjelaskan bahwa intolerasi makanan berbeda dengan alergi makanan. Karena pada kasus alergi makanan, sistem kekebalan tubuh manusia akan bereaksi dan melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, termasuk makanan atau minuman.
Sedangkan, intoleransi makanan merupakan ketidak mampuan tubuh mencerna salah satu zat yang terkandung pada makanan atau minuman tertentu. Contohnya, intolerasi laktosa yang banyak dialami masyarakat Indonesia.
“Kasus intoleransi laktosa banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan pada tingkat Asia, memiliki kecenderungan lebih berisiko untuk mengalami intoleransi laktosa. Diperkirakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sekitar 80% penduduknya mengalami intoleransi laktosa," kata dokter Arif.
Seseorang yang mengalami imtoleransi laktosa berarti ususnya tidak mampu mencerna laktosa dari susu sapi disebabkan tidak adanya enzim laktase untuk mencerna dan mengubah laktosa menjadi bentuk lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa.
“Banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari intoleransi laktosa terhadap fungsi pencernaan dan kesehatan manusia. Seperti perut kembung, sakit perut, diare, dan muntah. Kondisi tersebut sering dialami penderita intoleransi laktosa selama 30 menit sampai dua jam setelah konsumsi susu," ujarnya.
Baca Juga: Konsumsi Kopi Ubah Mikrobiota Usus, Apa Dampaknya Pada Tubuh?
Apabila kondisi itu terus bertahan lama, tentu tubuh akan mengalami kelelahan dikarenakan gejala yang ditimbulkan ketika mengalami intoleransi laktosa. Sehingga tubuh juga tidak optimal dalam menyerap zat gizi lain.
Berita Terkait
-
Dari Makan Cepat hingga Larut Malam: 5 Kebiasaan Makan yang Perlu Dihindari
-
6 Makanan Super Murah yang Kaya Nutrisi untuk Menu Harian
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
-
Nikmati Sup Betawi: Sajian Hangat yang Kaya Nutrisi untuk Keluarga
-
Benarkah Makanan Segar Selalu Lebih Baik dari Makanan Beku?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental