Suara.com - Trauma masa kecil yang pernah dialami seseorang berpotensi mempengaruhi sikapnya ketika telah menjadi orangtua. Psikolog sekaligus konselor pernikahan Dr. Adriana Soekandar Ginanjar, M.Sc., mengatakan, trauma di masa lampau yang tidak teratasi dapat terus menghantui kehidupan sehari-hari sampai saat menjadi orangtua.
Pada akhirnya, luka tersebut juga ikut berdampak terhadap pola asuh yang diterapkan kepada anak.
"Tentu kita sebagai orangtua tidak menginginkan hal yang sama atau hal yang buruk terjadi turun temurun ke anak kita," kata Adriana dalam rilis Tentang Anak, Rabu (26/1/2022).
Dampaknya, anak juga bisa mengalami trauma masa kecil yanh serupa dengan orangtuanya. Adriana menambahkan, ada beberapa faktor yang juga dapat melatarbelakangi anak rentan terkena trauma dalam kehidupan.
Seperti sifat anak yang terlalu tertutup, orangtua yang tidak memahami anak, dan orangtua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar. Ia menyarankan ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah anak tertular mengalami trauma masa kecil. Di antaranya:
1. Mengenal anak lebih baik, terbuka dengan anak agar dapat berkomunikasi dengan orangtua.
2. Hormati anak dari kecil dengan menghargai keputusannya atau tidak menuntut terlalu sering.
3. Ajarkan anak bersuara dan berpendapat dalam setiap kondisi. Dapat dimulai dari hal-hal kecil di dalam rumah.
4. Orang tua bersikap sebagai detektif, dalam artian terus mencari tahu apa yang anak butuhkan.
Baca Juga: Bela Pernyataan Edy Mulyadi, Eggi Sudjana: Secara Hukum Sebenarnya Tidak ada Masalah
Dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, menambahkan, orangtua penting untuk dapat mengenali dirinya sendiri juga pasangan terlebih dahulu sebelum membantu kebutuhan anak.
"Tidak ada salahnya juga untuk berkonsultasi dengan ahlinya agar bisa mendapatkan masukan untuk setiap permasalahan yang ditemukan. Dengan hadirnya Tentang Anak di Indonesia, kami berharap dapat membantu lebih banyak orang tua dalam melengkapi setiap kebutuhan sehari-hari di rumah tangga," kata dokter Mesty.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?