Suara.com - Seperti semua bagian tubuh, vagina juga membutuhkan perawatan dan perhatian yang tepat. Karena alat kelamin sebagian besar tertutup dan sebagian besar tidak terlihat, itu lebih rentan untuk diabaikan.
Selain itu, vagina juga berada di tengah-tengah keringat, urin, sekret lainnya dan sangat dekat dengan anus.
Semua faktor ini membuatnya semakin penting untuk membersihkannya secara teratur untuk mencegah penumpukan bakteri atau bau yang tidak diinginkan hingga menimbulkan infeksi.
Dilansir dari Times of India, berikut tujuh tanda yang akan memberi tahu jika vagina kamu tidak sehat.
Kekeringan
Kekeringan dapat menyebabkan iritasi dan kedua gejala ini dapat berkembang menjelang menopause. Pengelupasan kulit dan iritasi adalah gejala lain dari menopause yang dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan.
Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pengurangan gejala ini. Meningkatkan asupan air dan mengatur pola makan Anda adalah langkah lain yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala menopause.
Keputuhan tidak teratur
Keputihan berubah sepanjang siklus menstruasi dan merupakan hal yang wajar dan normal. Namun, jika kotorannya terlihat seperti keju cottage atau memiliki konsistensi kuning atau putih, maka itu bisa menjadi indikasi infeksi jamur. Infeksi jamur yang berulang adalah tanda peringatan dan harus ditanggapi dengan serius.
Baca Juga: Lelaki Perlu Waspada, Infeksi COVID-19 Bisa Pengaruhi Jumlah Sperma Hingga Ukuran Penis Loh!
Lecet
Lepuh pada vagina tidak normal. Mereka sebagian besar merupakan indikasi penyakit menular seksual atau infeksi dan memerlukan pengujian segera.
Pendarahan tak terduga
Pendarahan atau bercak ketika Anda tidak seharusnya menstruasi bisa menjadi hasil dari ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan ini bisa menjadi hasil dari stres yang berlebihan. Ini juga bisa menandakan kehamilan. Pendarahan pasca berhubungan seks juga bisa menjadi tanda kanker serviks dan tidak boleh diobati begitu saja.
Sensasi terbakar
Ini adalah gejala umum yang merupakan akibat dari infeksi saluran kemih dan dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jangan meresepkan sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa