Suara.com - Kanker termasuk penyakit katastropik yang artinya menimbulkan biaya pengobatan besar tapi juga mengancam kematian pasien. Data BPJS tercatat bahwa kanker menempati urutan kedua, setelah penyakit jantung, dengan biaya pengobatan tertinggi.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), International Cancer Center Rumah Sakit Dharmais dr. Evlina Suzanna, Sp.PA(K)., mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan kasus kanker sulit ditangani. Mulai dari penanganan secara medis, kurikulum pendidikan kedokteran, bahkan hingga peran presiden.
"Penyakit kanker per definisi itu kompleks, jauh di dalam gen. Poin-poin terjadi mutasi di dalam tubuh, terutama paru, yang akhirnya membuat sel tumbuh berlebih, hingga jadi kanker. Sehingga masyarakat sulit menangkap kapan gejala itu terjadi," kata dokter Evlina dalam diskusi daring, Selasa (8/2/2022).
Selain itu, pendidikan onkologi atau ilmu mengenai kanker juga belum masuk dalam kurikulum pendidikan dokter umum. Padahal, menurut dokter Evlina, dokter umum menjadi garda terdepan yang paling sering berhadapan langsung dengan masyarakat di puskesmas maupun klinik.
"Kepedulian akan kanker, artinya perubahan gaya hidup cegah kanker belum mendarah daging. Kita bisa mengatakan, yang di depan itu masih penyakit infeksi atau penyakit tidak menular lain seperti stroke atau kolesterol atau diabetes. Masih berkutat di penyakit jantung," ujarnya.
"Kami harapkan ada perubahan kurikulum, termasuk juga tentang ilmu Covid-19 akan dimasukkan," imbuh dokter Evlina.
Berkaca dengan apa yang dilakukan negara lain, seperti Amerika Serikat, dokter Evlina mengatakan kalau penanganan kanker tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan. Penanganan dan pencegahan kanker justru dilakukan lintas sektor dan dipimpin langsung oleh Presiden. Dalam hal ini Presiden Indonesia ialah Joko Widodo atau Jokowi.
"Perang terhadap kanker tidak dapat dilakukan hanya oleh satu menteri. Sementara di negara maju sekalipun itu oleh presiden. Jadi presiden yang harus mendeklarasikan, sebagaimana dulu kita menyatakan perang terhadap lima penyakit infeksi anak-anak. Zaman dulu, 1980-an saat vaksinasi baru dicetuskan, itu presiden langsung yang menyatakan perang," tuturnya.
Evlina mengatakan, penanganan kanker harus dilakukan mulai dari pembiayaan layanan kesehatan, penyediaan faktor lingkungan bersih seperti akses air layak guna, bebas polusi udara hingga hingga aturan pelarangan merokok pada setiap provinsi.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kepri Melejit, Naik Sebesar 3,43 Persen di 2021
"Jadi tidak hanya dari kelompok kedokteran atau kementerian, tapi harus presiden langsung, karena menyakut banyak pihak," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan