Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah merekomendasikan pemberian ASI secara langsung, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), rawat gabung, dan menjaga kedekatan bayi dengan ibu yang dicurigai atau dikonfirmasi Covid-19.
Namun, beberapa organisasi nasional dan profesional menjalankan praktik yang berbeda dari rekomendasi WHO di atas, di antaranya adalah Amerika Serikat dan India. Mereka memilih opsi pemisahan ibu dan bayi, serta tidak mendukung pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara langsung, meski tetap mengijinkan pemberian dan penyediaan Air Susu Ibu Perah (ASIP).
Ketidakselarasan penggunaan panduan WHO ini pada akhirnya mempengaruhi ibu untuk melaksanakan praktik menyusui yang benar.
Hal ini juga yang terjadi di Indonesia. Selain karena regulasi penggunaan panduan yang tidak ketat, banyak ibu yang mendapatkan info kurang tepat dalam praktik menyusui selama masa Covid-19 ini.
Upaya lain yang dilakukan oleh WHO dan juga pemerintah dalam mengurangi angka kematian pada masa Covid-19 ini adalah pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan pernyataan WHO dan evidence terbaru lainnya, vaksin Covid-19 aman untuk ibu menyusui.
Itu sebabnya, ibu menyusui dimasukkan ke dalam populasi yang mendapatkan vaksinasi Covid-19, sebab telah terdapat bukti–bukti ilmiah bahwa virus Covid–19 tidak masuk di dalam sawar ASI.
Saat ini WHO dan pemerintah Indonesia telah memberikan ijin vaksinasi Covid-19 kepada ibu menyusui. Hal ini terbukti dari pelaksanaan tahap I vaksinasi, di mana banyak tenaga kesehatan yang menyusui mendapatkan vaksin. Dan hingga tahap II vaksinasi dilakukan, tidak terjadi laporan efek samping yang berarti.
Namun sangat disayangkan, meski WHO dan pemerintah telah sepakat soal rekomendasi di atas, data yang terjadi di masyarakat sangatlah berbeda. Banyak ibu menyusui yang masih enggan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 karena banyak informasi yang kurang tepat didapatkan.
Padahal, hal ini dapat memperlambat pembentukan imunitas pada masyarakat, mengingat populasi ibu menyusui di Indonesia cukup besar, yaitu di atas 11%. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kepercayaan diri ibu dalam menyusui pada masa pandemi Covid–19 ini, serta melakukan vaksinasi Covid–19 pada ibu menyusui
Baca Juga: Percepat Vaksinasi Kunci Utama Bobby Nasution Kendalikan Covid-19 di Medan
Menyikapi hal ini, program studi kebidanan URINDO tergerak untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan edukasi melalui sebuah webinar pada hari Kamis, 11 Februari 2022.
Dikutip dari siaran pers yang diterima Suara.com, dr. Irma Hidayana, MPH, founder Lapor Covid dan Lapor Kode, menyampaikan pentingnya tenaga kesehatan mengerti kode Internasional Pemasaran produk–produk pengganti ASI dan peraturan–peraturan pemerintah terkait perlindungan menyusui.
Bayi tidak seharusnya dipisahkan dari ibu pascapersalinan tanpa alasan medis yang kuat (termasuk Covid-19). Selama ibu dapat menyusui dan bayi mampu menyusu, maka keduanya tidak boleh dipisahkan.
Sedangkan Dr. Astri Pramarini, IBCLC, konsultan laktasi yang bersertifikat International Board Certified Lactation Consultant, serta Perwakilan International Board Certified Lactation Consultant untuk Indonesia, menjelaskan lebih detail terkait praktik menyusui termasuk di masa pandemi ini, serta mekanisme dan pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk ibu menyusui.
”Vaksinasi justru penting didapatkan sejak hamil, karena akan melindungi ibu dan juga janinnya," pungkas dr. Astri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara