Suara.com - Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat baru saja diguncang gempa pada hari Jumat (25/2/2022) lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Komite Tanggap Bencana dan Tim Mitigasi IDI Wilayah Sumatra Barat, terdapat 10 korban yang meninggal dunia akibat bencana gempa bumi tersebut.
Di antara korban meninggal dunia, satu korban di antaranya merupakan anak balita, dan satu korban anak usia remaja. Sementara itu dari data korban yang dirujuk, terdapat satu anak usia 8 tahun akibat patah tulang.
Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) diwakili IDAI Cabang Sumbar, langsung mengirimkan bantuan tenaga medis dua orang dokter spesialis anak dan empat dokter umum residen anak ke lokasi terdampak.
Ketua IDAI Sumatra Barat, Menurut dr Finny Fitry Yani, SpA(K) mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim yang akan turun ke lapangan untuk memitigasi dan penanganan korban bencana terutama anak-anak di wiayah terdampak gempa untuk satu minggu ke depan secara bergiliran.
Setiap tim akan terdiri dari dua dokter spesialis anak dan empat dokter residen.
"Kami juga berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) wilayah Sumatra Barat dan organisasi profesi medis lainnya serta Basarnas dan BNPB untuk penanganan korban terutama anak-anak."
"Bantuan donasi dari anggota IDAI seluruh Indonesia dipusatkan di IDAI Sumatra Barat dan sebagian besar sudah didistribusikan dalam bentuk barang kebutuhan pokok dan perlengkapan vital terutama untuk anak-anak,” kata dr Finny dikutip dari siaran pers, Minggu (27/2/2022).
Tim Pertama Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat terdiri dari dr Indra Ihsan SpA(K) dan dr Ronaldi Noor, SpA serta empat dokter residen di wilayah Nagari Kajai, yang mendapati tiga korban anak.
Dari tiga anak tersebut, satu anak mengalami kejang demam, satu anak dengan epilepsi putus pengobatan setelah ditangani oleh tim lalu dirujuk ke RS setempat di Pasaman, saat di posko pengungsian, serta satu anak dengan kecurigaan hepatitis A.
Dilaporkan Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat, dr Indra Ihsan, SpA(K), dari total sekitar lima ribu pengungsi di wilayah Nagari Kajai, terdapat sekitar 190 anak-anak yang terdiri dari 20 bayi dibawah usia satu tahun, sekitar 50 Balita, dan sekitar 120 anak usia di atas lima tahun hingga 15 tahun.
Pada hari Minggu ini (27/2), Tim kedua dari Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat yang terdiri dari tiga orang dokter spesialis anak yakni dr. Asrawati Sp.A(K), dr.Irwandi Sp.A, dan dr. Riris Juwita Sp.A serta enam dokter residen yang telah tiba di lokasi Nagari Kajai.
Serta ada juga sebagian tim lainnya yang akan menuju Malampah yang jalurnya baru dibuka pada Minggu ini oleh Basarnas.
Ketua Satgas Bencana IDAI Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K) mengatakan, IDAI sudah mendirikan posko kesehatan darurat di Kajai sebagai salah satu pendukung fasilitas Kesehatan Puskesmas Kajai.
Dari pemantauan Tim Satgas Bencana IDAI di dua wilayah terdampak (Kajai dan Malampah), anak-anak di wilayah tersebut mulai terlihat efek bencana pada anak berupa diare karena kurangnya air bersih dan pada saat tenda pengungsian didirikan sehari sebelumnya, hujan masih berlangsung.
Selain diare, Tim Satgas Bencana IDAI yang dimotori oleh Satgas Bencana IDAI Sumatera Barat juga mkhawatir dengan ancaman sejumlah penyakit anak yang mungkin akan terlihat beberapa hari kedepan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Hepatitis A, Malaria, infeksi saluran cerna, penyakit kulit, tipus, dan Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn