Suara.com - Beberapa waktu lalu viral di TikTok kondisi perempuan positif Covid-19 alami ruam dan kulit melepuh usai mengonsumsi obat Fluimucil dan Panadol atau sejenis paracetamol yakni obat penurun panas.
Melihat kondisi perempuan bernama Afina Syfa melalui video yang dibagikannya, Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Arini Astasari Widodo menduga perempuan tersebut mengalami sindrom stevens johnson (SJS).
Sindrom stevens johnson adalah kelainan langka dan serius pada kulit serta selaput lendir. Kondisi ini sering kali merupakan reaksi saat menggunakan obat atau mengalami infeksi.
Namun yang jadi pertanyaan, apakah obat flu seperti fluimucil dan paracetamol bisa memicu SJS?
Dikatakan dr. Arini, SJS adalah salah satu kelainan yang jarang terjadi dan tidak terduga. Kebanyakan dokter juga tidak bisa memastikan penyebab SJS timbul. Tapi ada beberapa pemicu yang sering terjadi, salah satunya obat-obatan tertentu.
"Pemicu yang paling sering adalah konsumsi obat-obatan tertentu dan juga infeksi. Obat-obatan dapat menimbulkan reaksi simpang obat yang serius," ujar dr. Arini kepada suara.com, Selasa (1/3/2022).
Namun kata dr. Arini, bukan berarti obat tersebut akan menyebabkan hal yang sama pada semua orang, tapi hanya terjadi pada beberapa orang yang sudah memiliki pencetus atau sudah memiliki gen SJS sejak awal.
"Beberapa obat tersebut antara lain obat pereda nyeri seperti paracetamol, acetaminophen, ibuprofen, naproxen, atau piroxicam. Ada juga obat asam urat seperti allopurinol, obat antibiotik seperti penisilin, obat anti kejang dan untuk penyakit mental seperti antikonvulsan dan antipsikotik," jelas dr. Arini.
Dokter yang berpraktik di Dermatologist Jakarta itu menerangkan bahwa paracetamol seperti yang dikonsumsi Afina, diakui sebagai salah satu obat golongan acetaminophen, dan bisa menyebabkan reaksi hipersensitivitas.
Baca Juga: 6 Bulan Show Tanpa Busana di Medsos Hingga Penghasilannya Capai Rp 20 Juta, Selebgram Ini Diciduk
Sedangkan SJS sendiri adalah salah satu reaksi hipersensitivitas, yang berarti kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, menyebabkan peradangan, gejala pada kulit dan gejala lainnya tapi dipastikan tidak menular.
Karena bisa dipicu berbagai hal termasuk obat, dr. Arini tetap mengatakan, untuk mengetahui pemicu yang paling tepat harus dievaluasi dokter kulit atau dokter konsultan imunologi yang bertanggung jawab.
"SJS pada setiap orang dapat memiliki pemicu yang berbeda-beda Infeksi seperti infeksi virus dan bakteri juga dapat menimbulkan SJS namun lebih jarang daripada obat," paparnya.
Perlu diketahui SJS, insiden kejadiannya 1 hingga 6 kasus per 1 juta penduduk per tahun. Sedangkan angka kematian SJS di angka 5 hingga 12 persen.
Penyakit ini dapat terjadi pada setiap usia, tapi akan terjadi peningkatan risiko pada usia di atas 40 tahun.
"Perempuan lebih sering terkena dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan 1:5," tutup dr. Arini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia