Suara.com - Setiap orangtua tentu ingin anaknya terbiasa untuk berperilaku jujur. Karakter seperti itu bisa dilatih sejak dini agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan dipercaya semua orang.
Melatih kejujuran pada anak dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Ada berbagai cara yang bisa diterapkan untuk melatih anak berbuat jujur sejak kecil. Dikutip dari Ruang Guru, berikut 6 cara mengajarkan anak bersikap jujur sejak kecil.
1. Berikan contoh yang baik
Orangtua biasanya menjadi panutan bagi anak-anak. Apa yang anak lihat dari perilaku orangtuanya, bisa jadi mempengaruhinya untuk berperilaku demikian. Menurut California Department of Education, sejak anak berusia 3 tahun, ia sudah dapat meniru perilaku orang tuanya.
Oleh karena itu, orang tua perlu memberi contoh perilaku baik kepada anak. Dengan begitu, anak-anak juga akan termotivasi untuk berperilaku jujur seperti yang ditunjukkan oleh orang tuanya.
2. Berikan apresiasi saat berkata jujur
Ketika anak sedang berkata jujur, berikanlah apresiasi, terutama bila ia mengakui hal yang ia takuti atau khawatirkan. Sebelum mengoreksi mereka, orangtua memberikan kalimat pujian atau sentuhan afeksi yang membuat anak merasa aman dan dihargai.
Hal tersebut dapat membantu anak untuk menanamkan perilaku jujur ke depannya. Biasanya, anak-anak sering kali tidak berkata jujur karena takut dimarahi. Oleh karena itu, biasakan untuk membuat anak merasa aman saat dia berkata dan berperilaku jujur.
3. Kenalkan anak pada cerita-cerita yang mengandung nilai kejujuran
Kenalkan cerita-cerita yang memiliki nilai kejujuran pada anak. Misalnya, dongeng cerita Si Kancil yang mengisahkan tentang Si Kancil suka mencuri mentimun dan dijauhi oleh teman-temannya karena gemar mencuri. Suatu hari ia menyadari sikapnya dan berjanji untuk tidak mencuri lagi.
Baca Juga: 10 Tanda Wanita Aquarius Jatuh Cinta, Kadang Bikin Gemas karena Bertindak Konyol
Karena ia berkata jujur dan menepati janjinya, ia akhirnya dipercayai oleh teman-temannya. Dari cerita tersebut, anak-anak dapat belajar dan memperoleh banyak pelajaran untuk membangun karakter dirinya.
4. Perlakukan anak dengan jujur dengan menepati janji
Terkadang orang tua melakukan kesalahan kecil yang tanpa disadari berdampak pada perilaku anak. Misalnya, ketika anak menangis, orangtua justru berkata “jangan menangis, nanti Bunda belikan mainan.” Lalu ketika tangisannya berhenti, tidak membelikan mainan.
Hal itu termasuk kebohongan kecil yang dapat diidentifikasi oleh anak karena kecewa saat orang tua tidak memenuhi janjinya. Lebih baik mencari cara lain yang lebih efektif daripada tidak menepati janji kecil sekalipun.
5. Membiasakan jujur pada diri sendiri
Melatih anak untuk membiasakan diri jujur pada diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Terkadang hal itu sulit dilakukan karena ada ketakutan-ketakutan di dalam diri anak. Cobalah berkomunikasi dengan anak untuk mencari tahu apa masalahnya. Selanjutnya, bantu anak untuk jujur pada dirinya sendiri. Seperti halnya ketika dalam proses belajar di masa pandemi ini.
Berita Terkait
-
Apresiasi Kejujuran, KPK Undang 6 Siswa SD Penemu Ponsel untuk Podcast Antikorupsi
-
Guru yang Menjadi Cermin: Keteladanan yang Membangun Karakter Siswa
-
Jujur Ala Anak Kecil: Jadi DPR Haram, Katanya Suka Makan Uang Rakyat
-
Potret Miris Kesejahteraan: Kisah Bripka Fardiansyah, Polisi Viral yang Rela Jadi Badut Demi Nafkah
-
Salut! Bripka Fardiansyah, Sosok Polisi yang Peduli dan Rela Menghibur dengan Kostum Badut
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi