Suara.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Andrenus Nae Soi mengajak masyarakat NTT untuk menjaga kesehatan mulai lewat gerakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Edukasi itu disebarkan mulai dari anak usia sekolah dasar dengan membangun sarana sanitasi di ruang publik. Lewat dukungan UNICEF dan Wings Group melalui Nuvo, NTT menjadi provinsi ketiga yang mendapat sokongan pembangunan sanitasi air bersih.
"Saya mengimbau kepada masyarakat NTT, mari kita bersama-sama menjaga kesehatan. Mari meniru apa yang sudah diteladankan agar terhindar dari bahaya kekurangan gizi dan stunting yang masih tinggi. Kenapa stunting masih tinggi, karena sanitasi masih kurang," kata Josef dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/3/2022).
Josef mengingatkan, bahaya stunting bukan hanya bisa menyebabkan anak gagal tumbuh secara fisik. Tetapi, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan otaknya. Sehingga, selain pendek, orang yang stunting bisa menjadi tidak cerdas.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat mulai menjaga kebersihan, mulai dari hal paling mudah dengan mencuci tangan.
"Saya mengirimkan pesan kepada seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk bergerak melawan kuman dengan satu rumah satu sarana cuci tangan pakai sabun. Dan memanfaatkan sarana tersebut agar mewujudkan Nusa Tenggara Timur mencapai sanitasi total 100 persen cuci tangan pakai sabun," ujarnya.
Pembangunan sanitasi tersebut akan disebar di 85 titik lokasi seluruh NTT, dengan lokasi sekolah, madrasah, puskesmas, sekolah luar biasa, juga penitipan anak.
Dalam acara serupa, Kepala Perwakilan Unicef Kupang Yudhistira Yewangoe menambahkan bahwa perkembangan pembuatan sarana dan prasarana sanitasi di NTT semakin membaik.
Hingga kini, lebih dari 70 ribu keluarga sudah memiliki akses pada sanitasi yang aman. Bahkan empat Kabupaten juga telah dinyatakan bebas buang air besar sembarangan dan sekolah-sekolah hampir 50 persen sudah mendapatkan akses sanitasi aman dan air bersih.
Baca Juga: Bukan Cuma Cegah COVID-19, Rutin Cuci Tangan Pakai Sabun Juga Bisa Cegah Tuberkulosis!
"Tentu masih ada juga PR yang harus dikerjakan. Tantangan bagaimana kita bisa menjangkau atau mendapatkan cakupan secara total 100 persen," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar