Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS atau FDA telah menyetujui penggunaan obat Evusheld, fungsinya untuk mencegah Covid-19 pada orang yang berisiko tinggi dan tidak cukup terlindungi dengan vaksinasi saja.
Evusheld atau AZD7442 ditemukan oleh Vanderbilt University Medical Center dan telah dilisensikan kepada AstraZeneca pada Juni 2020,
Data dari studi pendahuluan yang belum ditinjau sejawat, Evusheld mampu mengurangi risiko gejala Covid-19 sebanyak 77% pada orang dewasa berisiko tinggi yang tidak divaksinasi.
Evusheld merupakan kombinasi dua antibodi, tixagevimab dan cilgavimab, yang mengikat protein lonjakan virus corona dan mencegahnya memasuki serta menginfeksi sel di dalam tubuh.
Tugas Evusheld berbeda dari antivirus seperti molnupiravir, yang bekerja dengan menghentikan replikasi virus di dalam sel.
Obat ini dircaik agar dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh, memungkinkannya memberi perlindungan terhadap Covid-19 selama beberapa bulan setelah dosis tunggal.
Peneliti berharap Evusheld dapat diberikan setiap enam bulan untuk menjaga tingkat antibodi menjadi cukup tinggi agar efektif melawan infeksi SARS-CoV-2.
Evusheld tidak dimaksudkan untuk mengobati Covid-19, tetapi untuk mencegah orang yang rentan tidak jatuh sakit.
Siapa yang seharusnya menggunakan Evusheld?
Baca Juga: Manfaat Daun Bawang Bagi Kesehatan, Bisa Mencegah Kanker Hingga Kolesterol
Menurut The Conversation, Evusheld dapat digunakan oleh orang berusia 12 tahun ke atas yang masuk ke dalam kelompok:
1. Orang-orang dengan gangguan kekebalan sedang sehingga berat karena kondisi medis atau pengobatan tertentu.
Sebagian besar orang dalam kelompok ini tetap mendapat perlindungan dari vaksin Covid-19, tetapi sistem kekebalan mereka tidak dapatmembuat antibodi pelindung yang cukup.
Kelompok ini juga termasuk pasien yang menerima pengobatan kanker, penerima transplantasi organ, serta orang dengan gangguan sistem ekebalan tertentu.
Orang yang menggunakan obat imunosupresif, seperti steroid dosis tinggi dan perawatan penyakit autoimun, juga memenuhi syarat obat ini.
2. Orang yang memiliki reaksi parah terhadap vaksin Covid-19 dan tidak dapat menerima rejimen dosis penuh.
Berita Terkait
-
Hari Perempuan Internasional: ISEA Luncurkan Panduan Pemberdayaan Perempuan di Bidang Pertanian untuk Pemulihan Covid-19
-
Panduan Sholat Tarawih dan Jumat Berjamaah dari MUI di Masa Pandemi COVID-19 2022
-
Anjurkan Buka Puasa di Rumah, Anies Ingatkan Warga Risiko Terpapar Covid-19: Penularan Terjadi karena Kita Lengah
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?