Suara.com - Terobosan baru diluncurkan oleh telemedicine Alodokter dengan membuat fitur tes batuk pada aplikasinya. Fitur itu dimaksudkan untuk memudahkan dokter dalam mendiagnosis terkait penyakit paru dari jarak jauh.
Cofounder & President Director Alodokter Suci Harum Sari menjelaskan, fitur itu baru bisa digunakan apabila pengguna mendapatkan rekomendasi dari dokter saat berkonsultasi online. Setelah itu, pengguna harus merekam suara batuk pada aplikasi.
Hasil dari tes batuk akan keluar di aplikasi Alodokter dalam hitungan detik. Kemudian akan diterjemahkan oleh dokter.
"Akurasi dari tes batuk ini mencapai 97 persen, bisa setara dengan tes konvensional," kata Suci dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/4/2022).
Tes batuk itu bisa mendeteksi enam kondisi paru berbeda, di antaranya infeksi paru (pneumonia), asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), ispa, batuk rejan, dan bronkitis.
Head of Medical Community Operations Alodokter dr. Alni Magdalena menjelaskan bahwa tes suara untuk deteksi penyakit telah menjadi hal lazim dalam ilmu kedokteran. Sebab, setiap penyakit gangguan pernapasan pasti memiliki suara napas maupun batuk yang khas.
"Waktu saya di kedokteran belajar namanya suara nafas normal seperti apa, lalu kalau orang asma nafasnya seperti apa, orang yang punya PPOK, bronkitis, pneumonia itu juga punya suara nafas masing-masing. Kecerdasan itu yang akhirnya dipelajari juga oleh mesin (untuk deteksi suara batuk), ribuan data dikumpulkan pada machin learning," tuturnya.
Itu sebabnya, tes batuk melalui ponsel dimungkinkan memiliki tingkat akurasi setara dengan pemeriksaan konvensional, lanjut dokter Alni.
Sebelum digunakan di Indonesia, teknologi machin learning tersebut telah terakreditasi dan digunakan di Australia juga Eropa melalui perusahaan teknologi diagnosis kesehatan digital dari Australia, ResApp.
"ResApp telah lulus tes dalam 22 clinical trial dan telah dipublikasikan oleh banyak jurnal medis," kata Alni.
Tes batuk tersebut bisa digunakan mulai dari usia berapa pun, asalkan bisa merekam suara batuk secara jelas. Dokter Alni menambahkan, setelah hasil tes suara batuk, dokter terlebih dahulu akan menyocokkan riwayat penyakit pasien sebelum menegakan diagnostik dan memutuskan lanjutan pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja