Suara.com - Hasil serosurvei antibodi masyarakat di 21 kota/kabupaten Pulau Jawa-Bali menunjukkan bahwa 99,2 persen responden memiliki antibodi Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono dalam Update Covid-19 di Indonesia, Rabu (20/4/2022).
"Ada peningkatan proporsi penduduk di wilayah asal dan tujuan mudik Jawa-Bali yang mempunyai antibodi SARS CoV-2 sebesar 6.2 persen dan ada peningkatan kadar antibodi SARS CoV-2 dari median 434.2 U/ml menjadi 5.698 U/ml," ujar Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono.
Menurut Pandu perbandingan hasil serosurvei pada periode Desember 2021 dengan Maret 2022 itu menunjukkan imunitas penduduk di wilayah setempat yang tinggi dapat mengurangi risiko hospitalisasi dan kematian. Perbaikan situasi tersebut menurut Pandu juga perlu diikuti dengan pergeseran strategi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Apakah PPKM skala prioritas?, saya kira sudah bergeser sekarang. PPKM banyak indikator penilaian yang dilihat seperti peningkatan kasus, hospitalisasi, kematian dan sebagainya. Dengan penurunan kasus yang konsisten, PPKM jadi tidak optimal, lagi," kata Pandu Riono dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Rabu.
Lantas, apakah dengan tingginya antibodi di masyarakat sudah boleh lepas masker? Pandu menegaskan, antibodi yang tinggi dalam level komunitas maupun populasi, bukan berarti meninggalkan kepatuhan pada protokol kesehatan yang berlaku.
"Bukan berarti lepas masker, yang ada malah peningkatan kasus lagi. Lonjakan kasus di China karena vaksinasi lansia tidak sebaik di Indonesia. Kita konsisten terus pada lansia," katanya.
Pandu mengatakan imunitas penduduk adalah modal dasar menghadapi virus, meskipun berbagai mutasi virus yang terjadi di dunia belum seluruhnya bisa pastikan.
"Kalau semua penduduk dunia memiliki kekebalan, maka evolusi virus jadi lebih lama frekuensinya dan aktivitas masyarakat berjalan lebih lama," katanya.
Baca Juga: Info Mudik Gratis 2022 Pemprov DKI Jakarta: Tiket Tinggal 44 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining