Suara.com - Ruam kulit biasanya muncul sebagai gejala awal infeksi virus corona Covid-19. Tapi, ternyata gejala ini bisa bertahan lebih lama.
Faktanya, NHS mengatakan ruam kulit adalah salah satu gejala umum dari Long Covid-19. Setiap orang yang sembuh dari virus corona Covid-19 perlu memperhatikan ada perubahan kulit yang mungkin mengarah pada Long Covid-19.
Dr Qian Xu, Pendiri dan Direktur Medis Estetika Kulit membagikan tanda-tanda peringatan ruam kulit yang terkait dengan Long Covid-19, termasuk:
- Kulit merah
- Ruam kulit
- Kulit teriritasi
Ahli menjelaskan bahwa ketiga masalah kulit di atas tidak disebabkan langsung oleh virus corona Covid-19, meskipun muncul selama masa infeksi atau setelahnya.
"Ruam kulit atau Covid-19 toes juga tidak secara langsung disebabkan oleh virus corona Covid-19," kata Dr Xu dikutip dari Express.
Ruam kulit dan segala permasalahan kulit ini merupakan salah satu hasil dari sistem kekebalan yang terlalu aktif, sehingga menyebabkan ruam tipe alergi pada beberapa orang dan ruam seperti vaskulitis pada orang lain.
Untung, ada produk yang bisa membantu mengatasinya bila Anda mengalami gejala gatal pada kulit tersebut.
"Secara umum, jika kulit kering, gatal atau teriritasi, Anda harus menghindari penggunaan serum atau scrub wajah," katanya.
Menurut Dr Xu, memakai pelembap saja sudah cukup untuk membantu kesembuhan kulit tanpa iritasi. Tetapi, Dr Xu juga menekankan pentingnya konsultasi dokter sebelum memulai perawatan apapun supaya Anda mendapatkan diagnosis yang benar.
Baca Juga: Gejala Long Covid-19, Ahli Sarankan Konsumsi Makanan Ini Guna Atasi Kabut Otak
Jika ruam didorong oleh sesuatu yang sistemik, maka perawatan kulit topikal tidak akan cukup untuk mengendalikannya dan justru akan memperburuk kondisi.
Jika Anda merasa mengalami Long Covid-10 dengan tanda munculnya masalah kulit setelah infeksi, ada baiknya langsung konsultasi dokter.
Kini, Dr Xu pun paham bahwa ada dua jenis Long Covid-19, yakni tipe dominan kelelahan dan tipe MCAS.
MCAS adalah singkatan dari mast-cell activation syndrome. Pada dasarnya, ini adalah keadaan hiper-alergi di mana tubuh dapat memulai reaksi alergi terhadap apa saja.
"Pasien-pasien ini bisa memiliki masalah kulit yang signifikan, tetapi juga akan menderita banyak masalah lain," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja