Suara.com - Munculnya warna kuning pada mata bagian putih jadi salah satu gejala infeksi hepatitis. Ahli Gastrohepatologi Dr Muzal Kadim Sp.A(K) menjelaskan, kondisi tersebut memang menjadi gejala khas dari hepatitis.
Selain mengubah warna mata, gejala berat hepatitis lainnya adalah membuat warna urine jadi kekuningan bahkan coklat pekat seperti teh. Menurutnya, kedua gejala tersebut muncul akibat terjadinya peradangan pada organ hati penderita hepatitis.
"Itulah tanda-tanda hepatitis. Jadi virus sudah menyerang sel hati sehingga terjadi peradangan hati yang disebut hepatitis," jelas dokter Muzal dalam siaran langsung Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Minggu (8/5/2022).
Gejala tersebut bisa terjadi selama satu sampai dua minggu. Pada orang tertentu, lanjut dokter Muzal, gejala mata kuning dan urin berwarna pekat itu bahkan bisa bertahan selama empat minggu.
"Tapi ini untuk hepatitis yang kita tahu umumnya, kalau yang sekarang (hepatitis akut berat) belum diketahui. Itu gejalanya sedikit berbeda," ujarnya.
Pada hepatitis akut misterius yang sekarang terjadi, gejalanya meliputi demam, mual, muntah, mata kuning serta penurunan kesadaran dengan cepat.
Menurut dokter Muzal, kondisi tersebut termasuk hepatitis sangat berat karena kerusakan hati telah besar hingga tidak ada lagi cadangannya.
Organ hati yang telah meradang, bisa tergantikan dengan yang baru apabila masih ada bagian hati yang sehat. Dokter Muzal menerangkan bahwa hati manusia bisa beregenerasi atau tumbuh kembali sesuai ukuran normal.
"Hati itu termasuk organ yang mudah sekali tumbuh, kalau masih ada cadangan. Tapi kalau virusnya demikian ganas sehingga terjadi hepatitis berat sampai habis cadangan hati yang banyak sekali, itu disebut gagal hati," paparnya.
Baca Juga: IDAI Belum Keluarkan Rekomendasi PTM Terkait Wabah Hepatitis Akut
Akibat dari gagal hati, tubuh bisa keracunan banyak zat toksik. Hal itu karena fungsi hati yang terpenting merupakan menyaring racun dari sisa metabolisme makanan maupun lainnya.
"Kalau organ hati tidak berfungsi, racun-racun itu tidak bisa disaring. Itu yang menyebabkan gangguan ke seluruh tubuh. Sehingga kesadaran menurun, kejang, bahkan sampai kematian," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ridwan Kamil Klaim di Jabar Belum Ada Laporan Kasus Hepatitis Misterius, Minta Warga Jangan Panik
-
COVID-19 Belum Selesai, Jakarta Waspada Penularan Hepatitis Akut Misterius: Melokalisasi Kasus Jika Ada Laporan
-
Belum Ditemukan Kasus Hepatitis di Kepri, Dinkes Imbau Ortu Perhatikan Jajanan Anak di Luar Sekolah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia