Suara.com - Neuropati, sering disebut neuropati perifer, sangat umum terjadi dan memengaruhi orang-orang dari segala usia. Tetapi orang lanjut usia (lansia) lebih berisiko mengalaminya.
Kondisi ini menunjukkan adanya masalah di dalam sistem saraf tepi, jaringan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Neuropati terjadi ketika satu atau lebih saraf rusak atau menjadi tidak berfungsi, membuat mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, dan nyeri di daerah yang terkena.
Namun, sebuah keajaiban terjadi pada seorang wanita bernama Kanchan Tahilramani (55) tahun yang menderita neuropati dengan degenerasi aksonal sejak 17 tahun lalu.
Setelah menjalani terapi berbasis sel dan rehabilitasi fisioterapi, ibu rumah tangga dari Nagpur, India, mampu berjalan bebas tanpa rasa sakit.
Awalnya, Tahilramani mengalami nyeri kaki yang muncul secara tiba-tiba, membuatnya sulit menggerakkan kaki.
Kondisinya terus memburuk selama bertahun-tahun dan dia tidak bisa berhajan di permukaan yang tidak rata, tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari dengan mudah, selalu membutuhkan bantuan orang lain, dan kakinya mati rasa.
Cengkeramannya pun mulai melemah dan tidak bisa menahan apa-apa, ada pembengkanan di kedua kaki serta sensasi yang berubah di kaki.
"Saya terkejut dan tidak memahami alasan di balik timbulnya nyeri kaki yang tiba-tiba. Bahkan setelah mencoba berbagai pengobatan rumahan seperti terapi panas dan dingin untuk mengatasi pembengkakan dan peradangan," kata Tahilramani, dilansir The Health Site.
Baca Juga: Sebut Presiden Jokowi yang Sudah Jadi Bebek Lumpuh, Rizal Ramli Sampaikan Saran Ini
Tahilramani berhasil dirawat oleh tim dokter yang dipimpin oleh Peneliti Pengobatan Regeneratif Predeep Mahajan dari Navi Mumbai, India.
Mahajan menjelaskan bahwa terapi berbasis sel autologus dan obat regeneratif memanfaatkan berbagai sel, faktor pertumbuhan, peptida, dan molekul lain yang menargetkan masalah utama daripada hanya sekadar mengobati tanda dan gejala penyakitnya.
"Dia (Tahilramani) disarankan rehabilitasi fisioterapi termasuk latihan penguatan dan latihan peregangan. Peningkatan kemudahan berjalan terlihat pada pasien dalam 10 hingga 15 hari perawatan," jelas Mahajan.
Tahilramanijuga berhasil menunjukkan peningkatan kekuatan cengkeraman dan sensasi setelah sebulan menjalani fisioterapi.
"Pasien terus menunjukkan perbaikan. Tidak ada tindakan pencegahan khusus, hanya rehabilitasi lanjutan dan tindak lanjut berkala yang disarankan," imbuhnya.
Tahilramani sekarang dapat berdiri seperti sebelumnya dan berjalan dengan baik tanpa dukungan apapun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter