Suara.com - Banyak orang mengaku mengalami perubahan suasana hati akibat virus corona Covid-19. Bukan hal yang aneh bila virus corona Covid-19 ini bisa menyebabkan perubahan suasana hari.
Sebuah studi kesehatan menemukan orang yang sembuh dari virus corona Covid-19 memang berisiko tinggi mengalami perubahan suasana hati dan kecemasan dalam 3 bulan setelah infeksi.
Sebab dilansir dari Times of India, virus corona Covid-19 bisa menyerang otak sehingga banyak orang mengembangkan gejala neurologis.
Stephanie Collier, instruktur psikiatri di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa pandemi virus corona juga telah mempengaruhi kesehatan mental yang lebih buruk, tak hanya infeksi otak.
Hal ini disebabkan oleh masalah psikologis akibat isolasi, kesepian, pengangguran, tekanan keuangan dan kehilangan orang yang dicintai selama pandemi.
Anda mungkin juga lebih sering merasa sedih, cemas atau terlalu sering panik. Bahkan, perasaan marah atau frustasi juga bisa mengindikasikan dampak virus corona Covid-19 pada suasana hati.
Gejala lain virus corona Covid-19 pada suasana hati, termasuk perasaan putus asa, rendah diri dan kelelahan. Orang dengan Long Covid-19 juga mungkin merasa lebih khawatir dari biasanya.
Suasana hati yang rendah biasanya membaik setelah beberapa hari atau minggu. Namun, suasana hati yang buruk yang tidak kunjung hilang bisa menjadi tanda depresi.
Jika perasaan negatif ini tidak hilang setelah 2 minggu, terlalu sulit diatasi dan mempengaruhi aktivitas harian, itu mungkin termasuk tanda depresi akibat Long Covid-19.
Baca Juga: Pakar Kesehatan: Varian Omicron Berisiko Membuat Orang Terinfeksi Berulang Kali
Bahkan, tidak bisa merasakan kesenangan dari hidup dan kesulitan berkonsentrasi pada kehidupan sehari-hari, seperti membaca koran atau menonton TV itu bisa menjadi tanda depresi.
Hal ini juga dapat berdampak pada pola makan dan tidur Anda. Anda mungkin kehilangan nafsu makan dari yang biasanya makan secara teratur.
Dalam hal tidur, Anda mungkin tidur lebih dari biasanya atau tidak bisa tidur sama sekali. Memiliki pikiran untuk bunuh diri atau pikiran tentang menyakiti diri sendiri juga menandakan bahwa Anda harus mengunjungi dokter Anda.
Jika Anda mengalami gejala depresi hampir sepanjang hari, setiap hari, selama lebih dari dua minggu, Anda harus mengunjungi dokter umum Anda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia