Suara.com - Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan Surat Edaran tentang kewaspadaan terhadap peyakit cacar monyet yang disebabkan oleh virus monkeypox di negara non endemis.
Surat tersebut diberikan untuk meningkatkan kwaspadaan berbagai pihak, dari pemerintah daerah, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.
"Berdasarkan laporan WHO per 21 Mei 2022, sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis dan sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet dan benda yang terkontaminasi,” demikian tulis Surat Edaran dengan nomor NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 itu.
Selain pemangku kepentingan tersebut, masing-masing individu dari kita juga perlu waspada terhadap penyebaran penyakit langka ini.
Meski ahli kesehatan setuju bahwa risiko penularan di masyarakat umum rendah, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan demi mengurangi risiko tertular virus.
Dilansir CNBC, rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan WHO meliputi:
- Hindari melakukan kontak dengan orang yang baru saja didiagnosis dengan virus atau mereka yang mungkin telah terinfeksi.
- Kenakan masker wajah jika berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala.
- Gunakan kondom dan perhatikan gejalanya jika Anda baru saja berganti pasangan seksual. (Beberapa penularan kasus cacar monyet kali ini diduga dari hubungan seksual)
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat membawa virus, termasuk hewan yang sakit atau mati dan terutama yang memiliki riwayat infeksi, seperti monyet, dan hewan pengerat.
- Praktikkan kebersihan tangan yang baik, terutama setelah bersentuhan dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau suspek.
- Gunakan alat pelindung diri saat merawat pasien dengan infeksi cacar monyet yang dikonfirmasi atau suspek.
- Hanya makan daging yang telah dimasak dengan matang.
Cacar monyet juga dapat ditularkan melalui permukaan dan bahan, jadi sebaiknya hindari menyentuh permukaan yang telah kontak dengan penderita atau hewan yang sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara