Suara.com - Pernahkah Anda mendengar istilah hiperurisemia? Hiperurisemia adalah kondisi peningkatan kadar asam urat di dalam darah, yang terkait erat dengan kemunculan gout dan batu binjal. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskresi, atau kombinasi keduanya.
Secara normal, kadar asam urat di dalam darah adalah 6,8 mg/dL. Ketika angkanya melebihi batas atas ini, maka kondisi hiperurisemia muncul, dan membuat penderitanya mengalami gangguan kesehatan.
Penyebab Hiperurisemia
Asam urat sendiri dapat meningkat ketika seseorang memiliki pola konsumsi makanan yang mengandung zat purin tinggi secara terus menerus. Sialnya, zat purin ini ada pada makanan-makanan yang sebenarnya kaya nutrisi, seperti daging merah, makanan laut, atau kacang-kacangan.
Ketiga jenis makanan tersebut memiliki nutrisi yang cukup kaya dan diperlukan tubuh. Tapi ketika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu tinggi, maka resiko terjadinya hiperurisemia ini akan turut meningkat.
Kondisi ini diperparah dengan gagal dikeluarkannya kelebihan asam urat lewat urine karena fungsi ginjal yang tidak optimal. Hal ini juga dapat memicu munculnya kristalisasi di dalam ginjal dan menjadi batu ginjal, peradangan, hingga rasa nyeri.
Dalam data yang dikumpulkan, hanya 30% orang yang mengalami kondisi ini yang merasakan gejalanya. Beberapa gejala atau gangguan kesehatan yang dirasakan antara lain adalah gout, tophaceous gout, dan baju ginjal.
- Gout : terjadi secara tiba-tiba, dengan intensitas rasa sakit meningkat dalam 12 hingga 14 jam. Yang dirasakan adalah persendian kaku dan nyeri, kesulitan menggerakkan persendian, mengalami pembengkakan, dan persendian seperti berubah bentuk.
- Tophaceous gout : hal ini muncul saat hiperurisemia dialami selama beberapa tahun. Akan muncul kristal asam urat dan dapat membentuk gumpalan yang disebut dengan tophi, yang berada di bawah kulit, sekitar persendian, dan lekukan atas telinga. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan nyeri hebat.
- Batu ginjal : beberapa gejala yang muncul adalah nyeri di punggung bagian bawah, perut, dan paha dalam, kemudian mual, keinginan buang air kecil meningkat, rasa nyeri saat buang air kecil, hingga munculnya darah pada urine.
Cara mengobati hiperurisemia adalah dengan pengobatan ke dokter ahli di bidang tersebut. Observasi mendalam akan dilakukan, sehingga diperoleh resep obat terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut. Semoga berguna, dan selamat melanjutkan aktivitas Anda.
Baca Juga: Mayoritas ASN di Kabupaten Asmat Diserang Penyakit Kolesterol dan Asam Urat
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya