Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melaporkan pada Jumat (3/6/2022) bahwa ada satu keluarga beranggotakan lima orang keracunan timbal.
Setelah diselidiki, ternyata mereka telah menggunakan peralatan masak yang terkontaminasi, lapor New York Post.
Kasus ini terdeteksi ketika Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental Kota New York (DOHMH) menganalisis pemeriksaan darah tahun 2017 milik seorang anak berusia 3 tahun, yang tidak disebutkan identitasnya.
Setelah mencari data, badan tersebut menemukan hasil tes lainnya tahun 2020 dari orang tua dan kedua kakak anak tersebut.
Hasil menunjukkan mereka memiliki kadar timbal yang tinggi di dalam darah, di atas 5 mikrogram per desiliter (µg/dL).
Penyelidik akhirnya mengetahui bahwa peralatan kermik yang keluarga itu gunakan untuk memasak, menyiapkan, dan menyimpan makanan serta minuman terkontaminasi timbal tingkat tinggi.
Skrining awal anak kecil menunjukkan kadar timbal dalam darah pada 7 g/dL. Pada saat kejadian, ambang batas DOHMH untuk menuntuk inspeksi rumah ditetapkan pada 10 g/dL, jadi mereka mengirim surat kepada keluarga tersebut.
Isi suratnya adalah tentang peringatan dan saran cara mengurangi paparan timbal, termasuk rekomendasi mengganti peralatan masak.
Penumpukan timbal dapat menyebabkan gejala yang mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk gastrointestinal, neurologis, perilaku dan perkembangan.
Baca Juga: Tanpa Timbal dan Ramah Lingkungan, Cat Kayu Ini Jadi Pilihan Banyak Masyarakat
Kondisi itu sangat berbahaya bagi anak, karena timbal dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan.
Sakit perut dan sendi, sakit kepala, lekas marah, kehilangan ingatan, sembelit, muntah dan kelelahan adalah semua efek samping yang umum. Tanpa intervensi, dapat menyebabkan kematian.
Untungnya, setelah keluarga tersebut melakukan apa yang disarankan, kadar timbal darah mereka turun drastis setelah beberapa bulan.
Pejabat kesehatan pun memperingatkan bahaya utama tembikar tradisional, termasuk yang dibeli di Ekuador, Meksiko, Maroko, Turki, Amerika Serikat dan Uzbekistan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!