Suara.com - Kita semua tahu bahwa ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk kesehatan. Bahkan, beberapa jenis ikan juga merupakan sumber lemak sehat yang bahkan dapat membantu menangkal beberapa penyakit, seperti penyakit jantung.
Tapi, ternyata tak selamanya ikan baik untuk kesehatan. Penelitian terbaru dari Brown University dan National Cancer Institut menunjukan bahwa sering makan ikan dapat meningkatkan risiko terinfeksi kanker kulit.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Cancer Causes and Control pada 9 Juni 2022 lalu, yang melibatkan 491 ribu data orang Amerika berusia 50 hingga 71 tahun.
Ditemukan bahwa orang yang makan minimal dua porsi ikan per minggu rerata alami risiko melanoma (kanker kulit ganas) meningkat 22 persen, ditambah risiko berubah jadi sel kulit abnormal yang mengarah ke kanker kulit meningkat 28 persen.
Khusus untuk ikan tuna, orang yang mengonsumsi 3 atau 4 porsi per minggu, risiko melanoma meningkat 20 persen, dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi tuna sama sekali.
Meski penelitian ini membuktikan bahwa makan ikan dapat meningkatkan risiko kanker kulit, tapi para peneliti tidak meminta masyarakat untuk mengubah pola makan ikannya.
Ini karena perlu adanya penelitian lebih lanjut yang menjelaskan hubungan faktor risiko potensial. Ikan juga punya banyak manfaat kesehatan, seperti menyeimbangkan gula darah dan menurunkan kolesterol.
Apalagi penelitian juga menduga, bahwa tidak mungkin ikan itu sendiri yang menyebabkan kanker, tapi kemungkinan ada zat yang mengkontaminasi ikan seperti arsenik dan merkuri.
Ditambah penelitian sebelumnya menemukan bahwa kadar merkuri tinggi dalam tubuh manusia, dikaitkan dengan risiko kanker kulit yang tinggi.
Baca Juga: Ketahui 3 Jenis Sunscreen dan Tipe Kulit yang Cocok Memakainya
Adapun penelitian dilakukan dengan cara melihat data dari 491 ribu orang yang mengidap melanoma atau kanker kulit yang jarang terjadi tapi sangat agresif dan berbahaya.
Dari data orang yang mengidap melanoma ini, lantas pola makan dan apa yang dikonsumsinya dilihat serta dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap melanoma.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis