Suara.com - Saat cuaca panas, jaga hidrasi tubuh sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan akibat panas atau serangan panas yang membuat tubuh dehidrasi.
Salah satu cara memastikan Anda tidak mengalami dehidrasi adalah memeriksa warna urine Anda.
Anda mungkin berpikir bahwa kita harus berada pada skala H2O yang benar. Tapi, seorang ahli telah memperingatkan bahwa ini bukan masalahnya dan warna urine yang jernih juga belum pasti baik.
Dr Margaret McCartney mengatakan warna urine tidak selalu merupakan penanda hidrasi atau dehidrasi yang kuat.
Ia mengatakan bahwa banyak organisasi kesehatan telah mendorong hubungan antara warna urine dan hidrasi melalui grafik.
"Pada orang sehat, urine berwarna kuning bisa jadi tanda bahwa ginjal sedang bekerja dengan baik untuk menjaga cairan Anda," kata Dr Margaret dikutip dari The Sun.
Jika warna urine sangat jernih, itu pertanda Anda telah meminum cairan sebanyak yang tidak dibutuhkan oleh tubuh Anda.
Tapi, ia menambahkan bahwa setiap tubuh manusia itu berbeda dan akan membutuhkan tingkat asupan air yang berbeda pula.
Kebutuhan asupan air itu juga tergantung pada lingkungan Anda, misalnya jenis pekerjaan yang Anda lakukan.
Baca Juga: Gisella Anastasia Lakukan Suntik Botox agar Wajah Tirus, Waspadai Efek Sampingnya!
Dr McCartney menambahkan bahwa setiap orang biasanya tahu waktunya untuk minum air dan kebanyakan orang tidak perlu mengukur asupan cairan mereka.
Sementara itu, sebagian besar urine adalah air dan mengandung bahan kimia yang ingin dibuang oleh tubuh.
Dr John S. Young, profesor di bidang Urologi di University of Portsmouth mengatakan warna urin Anda tergantung pada seberapa banyak dan kapan cairan dikonsumsi.
Ia juga menambahkan bahwa warna urine yang kuning pucat justru lebih baik, karena tidak terlalu terang maupun terlalu gelap. Kalau warna urine gelap, itu menunjukkan Anda tidak minum cukup air dan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala dan mual yang memiliki konsekuensi kesehatan lebih serius bagi orang usia muda dan lanjut usia.
Pengaruhnya pada fisik bisa berupa kelesuan dan pengaruhnya pada mental bisa berupa kurangnya konsentrasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif