Suara.com - Setelah menjalani sejumlah operasi, Lucinta Luna kembali akan melakukan operasi lainnya, yang disebut-sebut sebagai operasi terakhir. Ia mengatakan bahwa akan melakukan operasi rahim.
Hal itu baru-baru ini ia ungkap dalam Instagram Story miliknya.
"Puasa lagi. Guys doakan aku yah besok (hari ini) Ratu operasi lagi tahap terakhir untuk upgrade pembaruan rahim di tubuhku," kata Lucinta Luna pada Selasa (19/7/2022).
Dia menjelaskan mengenai alasan melakukan operasi transplantasi rahim. Lucinta Luna rupanya ingin bisa hamil.
"Agar suatu saat calon papa dari anakku nanti bertanggung jawab nggak kabur-kaburan lagi kayak aktor-aktor yang sudah pernah icip Ratu," tuturnya.
Lantas, apakah bisa hamil dengan operasi rahim?
Untuk orang yang terlahhir sebagai lelaki, operasi transplantasi rahim, secara teori, menjadi suatu hal yang mungkin.
Transplantasi rahim adalah prosedur bedah yang relatif baru yang melibatkan transplantasi rahim yang sehat ke dalam tubuh seseorang.
Namun, operasi ini masih eksperimental, bahkan untuk orang yang terlahir sebagai perempuan dengan infertilitas faktor rahim. Tidak ada penelitian yang cukup untuk mengkonfirmasi apakah orang yang terlahir sebagai lelaki dapat hamil dan melahirkan bayi sampai cukup bulan.
Baca Juga: Dokter Temukan Keunggulan Operasi Kuno Zaman Firaun untuk Atasi Cedera Otak
Sebelum seseorang dapat mempertimbangkan untuk melakukan transplantasi rahim, dokter perlu mempertimbangkan kesehatan sosial, fisik, dan mental mereka.
Jika seseorang ingin hamil, mereka mungkin perlu mengonsumsi berbagai hormon. Seringkali, ini akan melibatkan terapi penggantian hormon (HRT), yang biasanya menyediakan estrogen dan progestogen. Begitu dinding rahim menjadi lebih dari 7 milimeter, mereka harus mengonsumsi suplemen progesteron.
Mereka juga harus menunggu 6 bulan setelah operasi untuk memungkinkan penyembuhan. Hanya pada titik inilah seorang dokter dapat mentransplantasikan embrio.
Setelah operasi, mungkin ada kemungkinan bahwa tubuh menolak rahim baru. Seseorang harus mengonsumsi imunosupresan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini.
Seseorang harus menggunakan agen imunosupresif selama kehamilan untuk memastikan bahwa tubuh tidak menolak transplantasi, yang dapat membuat janin terpapar bahan kimia berbahaya. Seorang dokter kandungan dengan pelatihan khusus dalam persalinan berisiko tinggi akan memberikan dukungan selama kehamilan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan