Suara.com - Agar terhindar Penyakit Mulut dan Kuku alias PMK Pemkab Probolinggo dan SASA melakukan sosialisasi cara mengolah daging dengan benar, beberapa waktu lalu. Seperti apa? Simak ulasannya.
Sebenarnya, Indonesia sejak 1986 telah dinyatakan bebas dari Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pun menyatakan Indonesia sebagai negara bebas penyakit PMK pada 1990.
Namun, wabah yang menyebar cepat di hewan ternak, khususnya sapi itu ditemukan lagi sejak Mei 2022.
Menyadari hal tersebut Pemerintah Kabupaten Probolinggo yang daerahnya ditetapkan sebagai daerah tertular sejak 9 Mei 2022, tidak tinggal diam.
Bersama Dinas Peternakan provinsi Jawa Timur, tim dari Dinas Pertanian kabupaten Probolinggo terjun langsung ke lokasi untuk sosialisasi dampak dan untuk keperluan vaksinasi hewan ternak.
Salah satu yang disosialisasikan adalah PMK tidak berbahaya bagi manusia, hanya menular antarhewan.
Selain itu, daging dari ternak potong paksa yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku bisa tetap dikonsumsi asal diolah dengan benar.
Sosialisasi ini juga melibatkan PT Sasa Inti sebagai perusahaan bumbu dapur di Indonesia.
Baca Juga: Kerbau Keramat Kyai Slamet Milik Keraton Surakarta Mati karena PMK, Petanda Apa?
Dengan membawa misi membawa kebahagiaan kepada semua orang melalui
makanan yang mudah dibuat, lezat, dan sehat, perusahaan tersebut mengedukasi masyarakat mengenai MSG dan penggunaan MSG yang benar pada olahan masakan.
Edukasi itu dalam bentuk bincang santai bertema “Menyiapkan Kuliner Aman di Tengah Maraknya PMK Bersama SASA” yang digelar pada Selasa (19/7/2022).
Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nur Yulianto yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan pada prinsipnya daging ternak masih bisa dikonsumsi manusia, meski terpapar virus PMK, asalkan dimasak dengan benar yaitu dengan merebusnya selama 30 menit.
“Saat wabah virus PMK, untuk mengkonsumsi daging harus memperhatikan cara pengolahannya. Virus PMK bukan penyakit zoonosis yang menular kepada manusia. Karena itulah tidak akan menulari manusia,” beber Nikolas yang juga merupakan pihak otoritas veteriner Kabupaten Probolinggo.
Adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memang ikut berdampak terhadap pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya yang bergerak di bidang kuliner, utamanya makanan berbahan daging.
Hal tersebut disampaikan oleh Head Of Stakeholder Relation Sasa Rida Atmiyanti. Ia mengatakan adanya PMK sangat berdampak pada omzet UMKM kuliner.
Berita Terkait
-
Berapa Lama Merendam Daging dengan Nanas? Ketahui Teknik Bikin Daging Sapi Empuk
-
Resep Gulai Daging Sapi Sederhana Empuk Bumbu Meresap
-
Resep Sop Daging Sapi Tahu Seafood Ala Korea atau Haemul Sundubu Jjigae
-
Jangan Sampai Tertukar, Begini Tips Bedakan Daging Sapi dan Kambing
-
Tak Mau Langsung Diolah, Ini Cara Menyimpan Daging Sapi dan Kambing di Kulkas dan Freezer
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah