Suara.com - Artis dan presenter Ruben Onsu belum lama ini didiagnosis mengidap Empty Sella Syndrome. Selain penyakit tersebut, suami dari Sarwendah itu juga mengungkapkan bahwa ia mengalami penyempitan sumsum tulang belakang.
Saat berbincang dengan Irfan Hakim. suami dari Sarwendah itu mengaku takut setiap kali tidur. Ia khawatir bahwa akan meninggal dan tidak akan bangun lagi.
Menurut Ruben Onsu, sudah banyak orang yang mengingatkannya agar tak paranoid pada kematian. Namun tetap saja dia masih merasa takut.
Lalu, bagaimana sih perawatan dari Empty Sella Syndrome tersebut?
Dilansir dari Healthline, Empty Sella Syndrome kosong adalah kelainan langka yang berhubungan dengan bagian tengkorak yang disebut sella tursika. Sella tursika adalah lekukan di tulang sphenoid di dasar tengkorak yang memegang kelenjar pituitari.
Jika seorang memiliki Empty Sella Syndrome, sella tursika kamu sebenarnya tidak kosong. Faktanya, itu berarti sella tursika terisi sebagian atau seluruhnya dengan cairan serebrospinal (CSF). Orang dengan Empty Sella Syndrome juga memiliki kelenjar pituitari yang lebih kecil. Dalam beberapa kasus, kelenjar pituitari bahkan tidak muncul pada tes pencitraan.
Ketika Empty Sella Syndrome disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, itu disebut sindrom sella kosong sekunder. Ketika tidak ada penyebab yang diketahui, itu disebut sindrom sella kosong primer.
Empty Sella Syndrome sulit didiagnosis karena biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Jika dokter mencurigai Anda mungkin memilikinya, mereka akan memulai dengan pemeriksaan fisik dan tinjauan riwayat kesehatan Anda. Mereka juga mungkin akan memesan CT scan atau MRI scan.
Pemindaian ini akan membantu dokter Anda menentukan apakah Anda memiliki sindrom sella kosong sebagian atau total. Sindrom sella kosong sebagian berarti sella Anda kurang dari setengah penuh CSF, dan kelenjar pituitari Anda setebal 3 hingga 7 milimeter (mm). Sindrom sella kosong total berarti lebih dari setengah sella Anda diisi dengan CSF, dan kelenjar pituitari Anda setebal 2 mm atau kurang.
Baca Juga: 5 Fakta Terkini Soal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Dialami Ruben Onsu
Empty Sella Syndrome biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali jika menimbulkan gejala. Tergantung pada gejala Anda, Anda mungkin perlu:
- operasi untuk mencegah CSF bocor keluar dari hidung Anda
- obat-obatan, seperti ibuprofen (Advil, Motrin), untuk menghilangkan sakit kepala
Jika kamu memiliki Empty Sella Syndrome sekunder karena kondisi yang mendasarinya, dokter Anda akan fokus pada perawatan kondisi itu atau mengelola gejalanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental