Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan pria yang berisiko terkena cacar monyet untuk mempertimbangkan "mengurangi jumlah pasangan seksual" untuk sementara waktu.
Peringatan itu muncul setelah WHO menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global pada hari Minggu karena kasus di seluruh dunia melebihi 19.000.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan peringatan keras kepada pria yang berisiko. Seperti diketahui, sebagian besar kasus, sekitar 98 persen, terjadi di antara gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan pria, kata WHO.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan mereka yang berisiko harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
"Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain, untuk pria yang berhubungan seks dengan pria," kata Ghebreyesus.
"Ini termasuk, untuk saat ini, mengurangi jumlah pasangan seksual Anda.
Peringatan terbaru WHO bertentangan dengan peringatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang hanya menyarankan untuk menghindari kontak kulit ke kulit dengan orang-orang yang memiliki ruam yang bisa jadi cacar monyet.
Dr Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, telah memperingatkan bahwa "vaksin saja tidak akan mengakhiri wabah cacar monyet".
"Meskipun vaksinasi mungkin tersedia untuk beberapa orang dengan risiko paparan yang lebih tinggi, itu bukan peluru perak," kata Dr Kluge.
Sementara itu, AS terus melihat peningkatan pasien cacar monyet, dengan 3.591 kasus yang dikonfirmasi pada hari Rabu.
Secara tradisional, penderita cacar monyet mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan nyeri otot.
Gejalanya diikuti dengan ruam yang dimulai di wajah atau mulut mereka dan kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh mereka - terutama tangan dan kaki.
Namun, pada beberapa kasus belakangan ini, pasien lebih dulu mengalami ruam di mulut atau di sekitar alat kelamin atau anus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online