Suara.com - Kopi tampaknya telah menjadi 'teman' bagi banyak orang untuk menjaga produktivitas kerja agar tidak menurun di siang hari. Bahkan, tak sedikit yang mencandu, sehingga harus minum kopi setidaknya 2 sampai 3 gelas setiap harinya.
Minum kopi saat kondisi tubuh baik-baik saja, mungkin bukanlah masalah besar. Tapi ketika kondisi tubuh drop, alias sakit, dan mengharuskan kita minum obat, bagaimana aturannya agar tak terjadi kontraindikasi antara kopi dan obat?
Dengan kata lain, amankah minum obat setelah minum kopi?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD. mengatakan, seseorang yang mengonsumsi kopi lalu minum obat pada dasarnya tidak berbahaya. Menurutnya, selagi yang dikonsumsi masih batas normal, maka itu bukanlah sebuah masalah.
Namun, Prof. Zubairi menjelaskan, hal tersebut tetap harus dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Apalagi terdapat beberapa obat yang memang tidak cocok jika dikonsumsi dalam waktu dekat dengan kopi, yaitu teofilin (obat sesak napas) dan glimepirid (obat diabetes).
“Sebenarnya pada dosis normal enggak masalah. Dengan catatan harus dikonsultasikan dengan dokter jenis obatnya apa. Beberapa obat seperti teofilin (obat sesak napas) dan glimepirid (obat diabet) memang bisa dipengaruhi oleh kopi,” tulis Prof. Zubairi melalui akun twitter pribadinya, Rabu (27/7/2022).
Untuk kandungan yang terdapat pada teofilin sendiri memang kurang cocok dengan kopi. Hal ini karena kafein dan teofilin memeiliki efek yang sama sebagai relaksasi otot serta membuka saluran napas.
Hal tersebut akan mengganggu efektivitas dari teofilin yang dikonsumsi. Orang yang mengonsumsi ini sendiri juga bisa menjadi gemetar.
“Kombinasi kafein dan teofilin (untuk asma) akan dapat meningkatkan efek dari teofilin. Baik cara kerjanya, efektivitasnya maupun juga efek sampingnya. Kalau dosisnya itu 150 miligram, dosisnya akan lebih tinggi jika ditambah kopi. Kalau enggak tahan, pasien bisa gemetar,” sambungnya.
Baca Juga: Waspada! 5 Jenis Minuman Ini Berisiko Lebih Tinggi Memicu Serangan Jantung
“Jika ingin ngopi, beri saja jarak sekitar 1–2 jam setelah mengonsumsi obat. Tapi hal itu tetap didasari konsultasi dengan dokter,” tegas Prof. Zubairi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!